Namun pemeluk agama Islam adalah mayoritas di Indonesia. Totalnya adalah sebesar 87,2% yang setara dengan 207 juta orang. Sisanya terbagi atas 5 agama lain yang diakui oleh negara.
Pikiran sederhana, komposisi penduduk miskin berdasarkan agama, seharusnya mendekati angka komposisi agama secara nasional. Sekali lagi, JK tidak sepenuhnya salah.
Selain itu, ada sebuah kalimat yang juga diucapkan oleh JK. Ia mengimbau agar umat muslim hijrah untuk memperbaiki kondisi ekonomi. Namun, bukan hijrah dalam arti saling membunuh, mencari musuh, melainkan untuk perbaikan ekonomi.
Menurut JK, jika ekonomi Indonesia bisa membaik, maka ekonomi umat Islam akan membaik juga. Tersebab selaras dengan kenyataan bahwa umat muslim di Indonesia adalah mayoritas.
"[...], karena kalau ekonomi nasional sejahtera tentu 99 persen, umat juga sejatera," ujar JK. Â
Lantas mengapa hanya Islam dan mengapa hanya masalah ekonomi yang disinggung JK? Ingat, ia berbicara dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia. Terlebih lagi, ia adalah seorang pengusaha kawakan dengan segudang pengalaman.
Apa yang salah? Sejujurnya, otak kita sendiri.
Indonesia adalah negara yang terdiri dari suku, agama, ras, dan etnis yang beragam. Sebenarnya ini adalah suatu keuntungan sepanjang keragaman tidak dipandang sebagai perbedaan.
Hidup berdampingan sejak kecil akan menimbulkan sikap toleransi yang positif. Dengan demikian, negara dan bangsa ini akan menjadi kuat sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Namun, di sisi lain ada juga rasa cinta terhadap identitas. Nilai kekeluargan yang dipupuk secara kecil tanpa sadar menimbulkan sikap primordialisme dalam diri setiap individu.
Terlepas dari kadarnya, adat, tradisi, dan kepercayaan selalu berada dalam lingkungan pertama. Hal ini lantas menimbulkan ikatan kuat dalam satu kelompok tertentu.