Konon para tentara akan membakar seluruh kota. Laki-laki dewasa akan dieksekusi massal, atau dibiarkan mati kelaparan. Para perempuan akan diculik dan diperkosa.
Anak-anak seperti dirinya juga akan dibunuh. Setelah terlebih dahulu disiksa.
Waltraud tidak sendiri. Seluruh warga kota juga sudah terkontaminasi. Hanya satu pikiran. Neraka akan dibawa oleh para Tentara Merah.
Keluarga Waltraud mencoba bertahan. Tidak ada lelaki dewasa di sana. Ayah Waltraud adalah seorang tentara. Sedang bertugas di medan perang.
Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah masuk rumah, menutup pintu, menguncinya. Sembari berharap tidak ada tentara Soviet yang datang mengetuk.
Keluarga Moldenhauer yang Mati Sebelum Menyerah
Tapi, tidak bagi keluarga Moldenhauer. Ia adalah seorang kepala sekolah dan bukanlah pendukung NAZI. Hitler telah lama ditentangnya. Tapi, tentara Soviet adalah musuh sebenarnya.
Gerhard Moldenhauer lebih memilih melawan ketimbang menyerah begitu saja. Begitu Soviet menduduki kotanya, ia pun mengambil senjatanya.
Pertama-tama, Gerhard membunuh istri dan ketiga anaknya. Lalu memberitahu tetangganya bahwa ia telah membunuh keluarganya. Ia juga mengatakan akan membunuh tentara Soviet dengan cara yang sama.
Gerhard menunggu dari atas jendela apartemennya. Menunggu lintasan iringan tentara Soviet. Tembakan pun dilepaskan. Beberapa tentara tewas dibuatnya.
Sebelum ditangkap tentara Soviet, Gerhard tidak mau kalah aksi. Ia menembakkan kepalanya sendiri. Bersimbah darah di samping mayat istri dan anaknya.
Aksi Bunuh Diri di Hari Pertama Pendudukan
Nasib warga Demmin memang mengenaskan. Diserang tentara merah, ditinggalkan militer Jerman. Tiga jembatan penghubung di kota itu juga diledakkan. Oleh Angkatan bersenjata NAZI yang kabur melarikan diri.