Dicky Budiman, Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia mengatakan bahwa Jamur Hitam bukanlah penyakit baru di Nusantara. Ia sudah ada sejak abad ke-18. Kendati kasusnya jarang ditemui.
Jika ada yang mengkhwatirkan kasus Jamur Hitam akan terjadi di Indonesia, Dicky menyatakan, masih banyak pertimbangan.
Yang pertama, kasus di India melonjak karena banyaknya pasien yang memiliki kormobid (seperi diabetes). Penyakit-penyakit tersebut menyerang imun tubuh, sehingga menjadi sarang subur bagi spora Jamur Hitam.
Yang kedua, Sistem medikal yang ambruk. Kondisi tenaga medis yang berkurang membuat lingkungan rumah sakit kurang terawat. Terlalu banyak pasien yang harus dirawat sehingga S.O.P kebersihan medis lalai dijalankan.
Ketiga, terapi steroid yang melampaui batas normal. Tujuannya untuk menekan munculnya komplikasi akibat Covid-19. Sayangnya imun tubuh yang diserang.
Kendati demikian, tingkat kewaspadaan harus dijaga. Jamur ini bisa muncul di mana-mana.
Pencegahan dan Pengobatan Jamur Hitam
Cara yang terbaik adalah menjaga kebersihan lingkungan. Hindari tidur atau berada terlalu lama pada sebuah tempat yang terlalu lembab. Karena di sanalah spora bisa bersarang subur.
Selanjutnya adalah pemakaian masker. Masker tidak saja berfungsi mencegah penularan Covid, tapi juga serangan Jamur Hitam, khususnya melalui udara.
Terkait pengobatan, Dicky menyarankan untuk dirawat di rumah sakit. Dengan begitu, penanganan bisa menjadi lebih maksimal.
Terakhir, Dicky menyatakan bahwa pandemi tidak hanya mengenai Covid saja. Banyak korelasi kesehatan lainnya yang juga terlibat. Pemerintah diharapkan agar bisa secepatnya mengambil tindakan penting untuk menangani Covid-19.
Tapi, sebagai individu, yang terutama adalah menjag protokol kesehatan. Memakai masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI