Untuk pertama kalinya selama puluhan tahun, rumah mereka tidak bocor lagi.
Mungkin itu adalah harapan terakhir dari Evie. Tidak muluk-muluk. Hanya agar barang peninggalan suaminya tidak rusak diterjang air hujan.
Tak sampai setahun setelahnya, Evie menutup mata. Ia dikuburkan dalam satu liang lahat dengan Henk di TPU Menteng Pulo. Maut akhirnya mempertemukan mereka berdua.
**
Sketsa Selamat Datang masih berada di rumahnya. Teronggok diam dalam lemari usang. Masih bertanya, apa kabar ibu kota Jakarta?
Tugu Selamat Datang masih berdiri megah. Berdiri diam dengan hati riang. Tidak lagi bertanya, dimanakah ayahku berada? Â
**
Seorang anak bangsa telah terpasung. Meringkuk sepi dalam kejamnya arus politik. Namanya Henk Ngantung. Dituduh PKI dalam ketidakberdayaan yang pelik.
Seorang istri setia pantang meraung. Merindukan kondisi yang tak pernah membaik. Namanya Evie Ngantung. Bunga prahara yang berbisik;
"Aku akan selalu setia menemanimu!"Â
Selamat Jalan Henk Ngantung. Semoga engkau terlahirkan di alam yang lebih baik. Semoga engkau tenang berada di sisi-Nya. Dan semoga bangsa ini tidak pernah melupakanmu.
**
Baca juga artikel menarik lainnya di Kompasiana tentang kondisi rumah Henk Ngantung sebelum direnovasi, karya Kompasianer Firda Puri Agustine di sini;
Melongok Rumah Mantan Gubernur DKI, Henk Ngantung sebelum Direnovasi