Film horor pertama Suzzana adalah Beranak Dalam Kubur yang disutradari oleh Ali Shihab. Peranan ini sekaligus menghantarkan dirinya ke puncak karirnya.
Di film berikutnya yang dirilis pada tahun 1970 Bernapas dalam Lumpur, Suzzana mendapat predikat sebagai artis bayaran termahal dengan harga 1 juta rupiah.
Suzzana membawa gaya baru dalam peta perfilman horor di Indonesia. Konsep hantu dijadikan sebagai pemeran utama yang disentuh dari sisi humanis, identik dengan legenda rakyat, melibatkan unsur komedi, kekerasan, hingga seks.
Suzzana sangat digandrungi karena ia memiliki paket akting yang bagus dan karakter yang pas.
Film yang dibintanginya termasuk sukses, bahkan Sundel Bolong mendapat sambutan yang hangat di Singapura, dan juga diputar di Filipina dan Italia.
**
Sayangnya, karirnya di film berbanding terbalik dengan kehidupan rumah tangganya. Dicky terpikat dengan seorang janda muda bernama Rachmawati.
Ia bahkan tega meninggalkan Suzzana dan kedua anaknya, Arie Suprapto dan Kiki Maria. Hubungan Dicky dan Rachma ini sempat membuat heboh. Namun mereka akhirnya menikah pada tahun 1975.
Terguncang dengan kejadian prahara rumah tangganya, Suzzana sempat berencana bunuh diri beserta kedua anaknya. Suzzana menceritakan;
"[...] Saya sudah siap dengan pistol. Tapi, Arie tiba-tiba berkata, 'Jangan Mama, kita tidak boleh mati. Saya belum membalas kebaikan mama." pungkasnya.
Belum juga pulih dari luka perpisahannya dengan Dicky, Suzzana mengalami sebuah musibah besar lagi pada tahun 1977. Di kala itu, Arie baru saja pulang bertamu dari rumah teman wanitanya.