Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Menikmati Tanghulu, Serasa Pendekar Silat dengan Khasiatnya yang Hebat

19 Mei 2021   12:08 Diperbarui: 19 Mei 2021   12:18 1498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sewaktu kecil, tak hanya pedang sakti dan jurus silat yang membuatku penasaran. Juga sebuah permen manisan tusuk berwarna merah yang sering muncul pada adegan di dalamnya.

Tahun 1999, saat saya pertama kali berkunjung ke Guangzhou, China, permen tersebut dijual di pasar rakyat, dekat tempatku menginap. Dengan perasaan gembira aku pun membelinya.

Ternyata, ia bukanlah permen. Lebih tepatnya manisan karena rasanya yang manis bercampur asam.

Namanya, Tanghulu. Permen manisan buah dari China yang telah berusia hampir 1000 tahun.

Konon permen ini pertama kali diciptakan pada zaman Dinasti Song (960-1279 Masehi). Disebutkan bahwa salah satu selir kesayangan raja jatuh sakit. Ia kehilangan selera makan.

medium.com
medium.com
Dipanggillah seorang tabib. Ia menemukan ide untuk menyajikan buah Hawthorn berry. Namun, karena rasanya yang terasa asam, buah ini disajikan setelah terlebih dahulu dicelup di air gula.

Warnanya yang merah menjadi mengkilap. Ditusuk dengan batang bambu menyerupai sate, sungguh mengundang selera.

Alhasil, nafsu makan sang selir pun muncul, dan ia kembali sehat. Sejak saat itu, camilan ini menjadi terkenal. Bukan hanya khasiatnya saja, tapi juga rasanya yang lezat.

Tanghulu masih terkenal hingga saat ini. Salah satu makanan tradisional orang China, khususnya daerah utara (Beijing, Tianjin, dan Shanghai). Popularitasnya menyebar hingga ke negara tetangga. Di Jepang, dikenal dengan nama mizuame, dan orang Korea menyebutnya dengan dalgi.

Seiring waktu berjalan, buah Hawthorn bukan satu-satunya pilihan. Dalgi di Korea lebih dikenal dengan menggunakan buah strawberry.

Tanghulu dari buah Strawberry (idntimes.com)
Tanghulu dari buah Strawberry (idntimes.com)
Tekstur buah hawthorn yang lembut memiliki beberapa kemiripan dengan anggur, tomat, dan cherry. Buah-buah ini sering diolah dengan cara yang sama.

Nah, bagi yang belum pernah mencobanya, ini ada resepnya;

Bahan:

1) Buah tanghulu secukupnya atau sejenisnya (strawberry, cherry, anggur)

2) 150 gram gula pasir

3) 25 ml air

4) 1 sdm madu.

Cara Membuat:

1) Tuangkan gula pasir, air, dan madu pada sebuah panci ukuran kecil.

2) Panaskan dengan menggunakan api kecil dan jangan diaduk. (hanya boleh digoyang-goyangkan saja).

3) Tunggu hingga mendidih, dan api mulai dibesarkan sedikit.

4) Masak hingga gula melarut hingga berwarna kecoklatan.

5) Setelah matang, aduk dan dilumuri pada buah.

6) Dinginkan hingga mengeras.

Penulis mengambil resep ini dari salah satu sumber di internet. Namun, jika Anda menelesuri mesin pencari google dengan kata kunci: resep tanghulu, maka kamu akan mendapatkan banyak resep lainnya.

Nah, disebutkan bahwa buah hawthorn bagus untuk Kesehatan. Dilansir dari sumber, ternyata memang demikian.

Buah ini memililiki kandungan Flavonoid yang berguna untuk meningkatkan aliran darah, dan melindungi pembuluh darah. Buah ini tidak saja terdapat pada camilan tanghulu, ia juga merupakan bahan baku populer sebagai bahan baku obat China.

Dalam pengobatan China, buah ini berfungsi untuk membantu menurunkan kolesterol, mengendalikan tekanan darah tinggi, dan baik untuk menghindari serangan jantung.  

Nah, pertanyaanya apakah buah ini mudah ditemukan di Indonesia. Saya tidak menemukan sumbernya. Mungkin saja Kompasianer bisa menambahkan informasi di kolom komentar.

**

Kembali kepada pengalamanku mencicipi tanghulu ini. Saya sendiri bukan orang yang terlalu suka dengan manisan buah. Rasa asam campur manis terasa biasa-biasa saja.

Namun, atas nama penasaran, lima biji tanghulu juga tetap kuhabiskan. Serasa mencapai impian menjadi pendekar silat sakti dari zaman dulu.

Setelah beberapa saat, barulah kusadari. Ternyata manisan buah ini sudah sering kumakan sejak kecil. Namun dalam bentuk berbeda.

Masih ingat dengan manisan Shanza dengan merek Haw Flakes? Dibungkus kecil dengan kertas warna merah muda. Isinya berbentuk koin dengan ketebalan sekitar 1 milimeter.

Haw flakes (wikipedia)
Haw flakes (wikipedia)
Sewaktu saya masih kecil, manisan ini selalu diberikan oleh ibunda setelah selesai meminum obat China yang pahit. Pantasan saja rasa tanghulu tidak terlalu menggoda. Mengingatkanku pada pengalaman "pahit" masa kecilku.

Namun, satu yang pasti, manisan ini pasti sehat. Tersebab harus diminum bersamaan dengan obat China.

Lagipula, bukankah pendekar silat yang hebat harus merasakan pahitnya hidup? 

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun