Seorang kawan yang baru merintis usaha bahkan bekerja paruh waktu sebagai penjual asuransi. Tersebab ia tidak ingin duit usahanya habis digunakan untuk keperluan pribadi. Â
Melihat Peluang Jangka Panjang
Pada saat semua tetangga menyulap garasi mobilnya menjadi wartel, kamu pun ikut-ikutan. Sangat tidak disarankan. Wartel memang dibutuhkan, tapi kalau terlalu banyak, akhirnya permusuhan antara tetangga pun terjadi.
Bisa saja membuat sebuah usaha yang sudah umum, tapi tentukan apa kelebihan kamu. Cara yang terbaik tentunya melalui pelayanan. Bisnis tidak melulu tentang banting harga.
Namun, jika ada peluang yang belum banyak dilirik orang lain, maka di situlah kuncinya. Pada saat Nadiem Makarim memulai Gojek, ide itu bukanlah yang pertama. Sebelumnya sudah ada Uber di Amerika yang menyediakan jasa taksi secara daring.
Tapi, di Indonesia lebih banyak motor. Jasa ojek luring juga berjubel. Nadiem melihat peluang itu dan berhasil mengeksekusinya dengan baik.
Tidak Mudah Puas
Dalam dunia yang kompetitif, kepuasan akan menjadi sangat mematikan. Rasa puas bisa saja, tapi jangan sampai terlena. Berada di zona nyaman itu berbahaya.
Perasaan tidak puas di sini bukan berarti rakus. Namun, senantiasa melihat kekurangan diri apa adanya dan selalu berusaha untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Bergaulah seluas mungkin. Jangan pernah mencari informasi melalui segelintir orang saja. Bukalah pergaulanmu, luaskan cakrawalamu. Percayalah informasi itu penting.
**
Lantas, apa hubungannya dengan garasi mobil? Sekali lagi itu hanyalah bahasa metafora. Melambangkan tempat yang paling kotor dalam rumah. Jauh dari kemewahan, fasilitas, dan terkesan tidak punya modal usaha yang besar.
Menandakan bahwa manusia kadang akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya jika berhadapan dengan hal yang paling sulit dalam hidupnya.