Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Topeng Gajah Mada, 32 Tahun Soeharto, dan Wangsit yang Tak Kesampaian

12 Mei 2021   04:34 Diperbarui: 12 Mei 2021   04:46 3387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permintaan itu datang khusus dari sang Presiden. Konon hal tersebut berasal langsung dari pesan guru spiritual Soeharto.

Pak Harto harus menginap di wilayah Jawa Timur untuk melengkapi ritual yang berhubungan dengan Topeng Majapahit.

Namun, ia hanya bisa melakukannya jika sudah memastikan di mana lokasi Gajah Mada mengucapkan sumpahnya yang melegenda itu berada.

Sebelumnya di tahun 1967, Soedjono Hoemardhani, orang kepercayaan Soeharto yang juga bergelar Menteri Urusan Mistis, pernah ke Pura Penopengan, Bali untuk meminjam Topeng Gajah Mada.

Baca juga: Mengenang Soedjono Hoemardhani, Jenderal Dukun, Menteri Urusan Mistis, dan Penasehat Spiritual Soeharto.

Topeng Gajah Mada adalah milik Aria Rohaya, panglima perang Gajah Mada yang menaklukkan Bali. Selama 600 tahun, keturunannyalah yang bertugas menjaga topeng tersebut. Pada saat topeng dipinjamkan kepada Soeharto, penjaganya bernama I Gusti Ngurah Mantra.

Kisah ini juga sempat tercatat dalam buku yang ditulis oleh Khoon Choey Lee, mantan Dubes Singapura untuk Indonesia tahun 1970, yang berjudul, A Fragile Nation: Indonesian Crisis (1999).

Dalam buku tersebut, Khoon mengisahkan tentang kejadian spiritual pada tahun 1967 tersebut.

Ketika I Gusti Ngurah Mantra membuka kotak berisi topeng Gajah Mada, konon badai menerjang seluruh pulau Bali. Menurut Gusti, kejadian tersebut berhubungan dengan kekuatan supranatural topeng tersebut, dan itu adalah pertanda bagus.

Meskipun proses peminjaman topeng tersebut juga membawa korban. Menurut Khoon, Soedjono bercerita kepadanya bahwa pengawal yang membawa topeng tersebut ke Jakarta tiba-tiba meninggal karena serangan jantung.

Topeng tersebut berada di Istana Negara selama seribu hari. Setiap malam doa khusus dipanjatkan. Sang pembaca doa duduk berhadapan dengan topeng yang terpajang. Tujuannya untuk memberkati Soeharto. Demikian penjelasan Khoon pada bukunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun