"Sesungguhnya saya gembira jika ada oposisi terhadap saya, dengan syarat ia adalah oposisi yang loyal. Tetapi apa yang dilakukan oleh mereka yang menamakan dirinya Petisi 50 itu, tidak saya sukai, [...]"
Hoegeng adalah salah satu pejuang. Namun, kontribusinya dianggap kecil. Di awal revolusi, ia pernah menjadi polisi tentara laut dan ditangkap Belanda pada tahun 1948.
Namun, baginya sendiri, ia lebih bangga dengan gelar Polisi Jujur. Setidaknya masih berjuang di masa pasca kemerdekaan.
"Jauh lebih penting ari sekedar label pejuang, seperti para penandatangan Petisi 50 lainnya," ungkap Hoegeng.
Resiko pun diterimanya. Satu dekade acara yang diisi kemudian diberhentikan oleh pihak TVRI. Hawaiian Seniors diganti dengan siaran musik nasional. Alasannya, musik Hawaiian dianggap sebagai budaya asing.
Radio Elshinta juga ikut-ikutan. Hoegeng tak banyak lagi diundang.
"Lha, yang benar saja, apa bukan karena saya menandatangani Petisi 50?" Tanya Hoegeng kepada penelpon.
"Kok Bapak tahu?" Suara jawaban dari seberang telpon.
Masih penasaran, Hoegeng kemudian bertanya kepada Ali Moertopo, Menteri Penerangan di masa itu;
"Li, kenapa acara Hawaiian Seniors dihentikan"
Ali Moertopo lantas memeluk Hoegoeng, "Wis, Mas, ora usah diomonge, wong sudah jadi fakta."