Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Kasus Plagiat Kelas Dunia, Dari Martin Luther King hingga Chairil Anwar Juga

5 Mei 2021   03:55 Diperbarui: 5 Mei 2021   04:25 2134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi Plagiat Penulis Terkenal. Dari Martin Luther King Hingga Chairil Anwar (idntimes.com)

Kalau urusan plagiat jangan tanya ke saya. Sudah ada dua tulisanku di Kompasiana yang masuk kategori ini. Mengambil kutipan tulisan lain dengan komposisi lebih dari 25%. Aturan di Kompasiana tidak memperbolehkannya.

Tentu aksi plagiat ini tidak bagus. Selain memalukan, bisa juga kehilangan kepercayaan dari pembaca. Hingga yang terparah, terbentur kasus hukum.

Pun harus diakui jika plagiat itu sangat menggoda. Penulis ingin menghasilkan karya terbaik. Kehilangan ide bisa jadi sangat membebankan. Daripada repot-repot, mengapa tidak menyontek saja dari tulisan yang sudah terkenal?

Kendati demikian, banyak juga ambigu yang terjadi atas tuduhan plagiat. Seperti yang pernah ditayangkan oleh Kompasianer Himam Miladi. Tulisannya dihapus, gegara ia mengambil kutipannya sendiri.

Nah, sistem di Kompasiana tidak membaca itu. Diharapkan konsep parafrasa bisa dilakukan, meskipun sumber berasal dari karya sendiri. Untuk lebih jelasnya, sila ulik tautan di bawah ini.  

Baca juga: Menggugat Aturan Plagiarisme Kompasiana dengan Teori Repetisi dan Orisinalitas

Bagaimana dengan diriku? Apakah kasus plagiatku hanya sebatas pada 2 tulisan yang dihapus dari 658 tulisanku yang masih eksis di Kompasiana?

Tidak, masih banyak lagi. Mungkin ratusan jumlahnya.

Mengapa demikian? Karena defenisi plagiat ternyata banyak. Untuk itu mari kita ikuti kisah kasus plagiat dari beberapa penulis terkenal dunia. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari sana.

Siapa saja dan bagaimana saja kisah mereka, yuk kita simak;

Christiane Serruya, Penjiplakan Besar-besaran

Christiane awalnya adalah seorang pengacara sukses di Brazil. Ia beralih menjadi penulis karena kecintaannya terhadap literasi. Selama karirnya, ia berhasil mencerbitkan 30 novel dan ratusan tulisan di blognya.

Bermula di tahun 2019, setelah salah satu novel romantis terlarisnya ditenggarai merupakan hasil jiplakan dari karya penulis Courtney Milan di Amerika Serikat. Kasus tersebut menjadi heboh dan memancing penulis lainnya untuk mencaritahu.

Twitter dan blog Christiane pun diserbu. Ia akhirnya menutup akunnya. Meskipun demikian, buku-buku Christiane masih bisa diperoleh di toko buku. Walau sudah ada bukti, gugatan susah dilayangkan, apalagi dari negara berbeda.

Stephen Ambrose, Tidak Menyertakan Kutipan

Ia adalah seorang sejarawan yang juga penulis. Karya-karya non fiksinya laris di pasaran. Ketika ia menerbitkan karya terbarunya tentang seorang pilot Perang Dunia II, beberapa sejarawan menemukan karya mereka tertera pada buku Stephen.

Sebenarnya Stephen telah memberi kredit bagi penulis aslinya, tapi ia lupa memberikan tanda kutip pada bagian yang diambil. Stephen meminta maaf dan dimaafkan.

Tapi, kasusnya kembali heboh lagi, setelah majalah Forbes menemukan skandal baru. Karya Stephen Ambrose yang terkenal mengenai biografi Dwight D Eisenhower, ternyata didasari oleh wawancara palsu.

Kaavya Viswanathan, Serupa tapi Tak Sama

Usianya baru 18 tahun ketika Kaavya menerbitkan novel pertamanya. Ia menuliskannya pada saat sedang berstatus sebagai seorang mahasiswi di Harvard University, Amerika Serikat.

Tidak ada yang salah dengan novelnya. Karakter utama di dalamnya adalah seorang gadis cerdas yang tengah putus asa karena ingin masuk ke Harvard.

Setelah novel tersebut meledak, penulis Megan McCafferty menemukan karakter yang hampir mirip dengan tokoh utama kreasinya serta 29 bagian cerita yang plotnya sama dengan bukunya.

Pada akhirnya Kaavya mengakuinya, meskipun ia mengatakan bahwa plagiarisme yang dilakukannya tidak disengaja. Buku tersebut akhirnya ditarik dari peredaran.

William Lauder, Menjiplak Penjiplak Karena Dengki

Kasus William Lauder agak berbeda dan tergolong unik. Ia adalah seorang sarjana literasi klasik dari Universitas Eidenburgh. Agar terkenal, ia pun menyusun sebuah rencana jahat.

Sasarannya adalah John Milton, penulis terkenal buku Paradise Lost. William secara gamblang menuduh John sebagai seorang plagiator. Ia menulis sebuah esai mengenai hal tersebut.

Untuk mendukung teorinya, ia membuat karya latin tua yang mirip dengan karya John. Tujuannya agar reputasinya sebagai ahli literasi klasik bisa naik daun, dan ia menjadi terkenal.

Sayangnya, aksinya ketahuan, dan William dipaksa meminta maaf kepada John. Karirnya terhenti dan berakhir sebagai penjaga toko.

Martin Luther King Jr., Karya Plagiatnya Tidak Pernah Dihapus

Jauh setelah ia meninggal, pada tahun 1990 aib Martin Luther King, jr. terbongkar. Konon ia melakukan aksi plagiat pada tesis doktoralnya yang berjudul "A Comparison of The Conception of God in Thinking of Paul Tillich and Henry Nelson Wieman."

Bukan hanya tesisnya, pidato Martin Luther King, jr. yang terkenal juga dituduh menjiplak karya penulis politik, Archibald Crey, jr.

Biasanya jika sebuah tesis terbukti merupakan hasil jiplakan, maka karya tersebut akan dihapus oleh pihak universitas. Tapi, tidak bagi Martin Luther King, jr. Tesis tersebut masih bisa dilihat di Universitas Boston.

Chairil Anwar, Plagiat Gegara Butuh Uang

Tertuduhnya adalah nama besar seorang Chairil Anwar. Yang menuduh juga bukan orang sembarangan. Hans Baque Jassin alias H.B. Jassin yang bergelar Paus Sastra Indonesia.

Tuduhan bagi Si Binatang Jalang ini adalah menjiplak karya Archibald MacLeish yang berjudul The Dead Young Soldiers.

Kendati demikian, Jassin tidak menyalahkan Chairil. Ia mengatakan bahwa karya Chairil tetap ada rasa Chairil di dalamnya yang tak bisa hilang.

Namun, Chairil tidak menerima kritik Jassin. Terlebih lagi Jassin menuding Chairil menciptakan puisinya karena butuh uang untuk berobat. Konon perselisihan mereka memuncak pada suatu acara di Gedung Kesenian Jakarta. Jassin dan Chairil sampai adu jotos.

**

Dari sini kita bisa melihat bahwa aksi plagiat adalah dosa besar bagi penulis. Apa pun alasannya, tidak ada toleransi. Namun, seorang penulis juga tidak terlepas dari inspirasi. Ciptaan orang lain bisa saja menjadi katalisator bagi karyanya.

Menjadi penulis sangat rentan dengan aksi plagiat. Orang sebesar Martin Luther King, jr. saja melakukannya. Kita tidak tahu alasannya, dan ia mungkin tidak menyadarinya.

Aku adalah seorang plagiator. Tulisanku di Kompasiana kebanyakan adalah tulisan yang didaur ulang. Meskipun aku selalu menyertakan referensi tautannya dan mengakalinya dengan teknik parafrasa, tapi itu bukan hasil karyaku sendiri.

Untungnya Kompasiana masih memberikan syarat yang tidak terlalu sulit. Sepanjang kalimat dan susunan kata tidak persis sama, maka itu bukanlah plagiat.

Untungnya juga diriku hanyalah penulis paruh waktu yang tak berkualitas. Hanya senang menulis sembari menyapa Kompasianer lainnya. Tersebab, jika aku adalah penulis professional, maka berabelah aku. 

Bagaimana dengan kamu?

Referensi: 1 2 3

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun