Bukunya yang pertama berjudul Thread of Silkworm. Diterbitkan pada tahun 1995 dan menceritakan mengenai pengalaman hidup seorang professor China, Dr. Tsien Hsue-sen pada masa revolusi kebudayaan di China, tahun 1950an.
Dr. Tsien adalah seorang ilmuwan AS asal China. Sepanjang sejarah Perang Dunia II, ia telah membantu militer AS membongkar rahasia ilmuwan NAZI. Sayangya, ia tidak dihargai.
Dr. Tsien malahan dituduh sebagai mata-mata komunis dan dikenai tahanan rumah. Tahun 1955 ia kembali ke China dan membantu negeri leluhurnya mengembangkan misil Dongfeng, yang ironisnya digunakan untuk melawan militer AS selama masa Perang Teluk dan Perang Irak 2003.
Bukunya yang ketiga berjudul The Chinese America (2003). Mengisahkan tentang sejarah orang China-Amerika yang diperlakukan sebagai warga kelas dua.
Masalah rasialis menjadi isunya. Ia menyorot kontribusi dari para keturunan Tionghoa di Amerika yang tidak pernah mendapatkan perlakuan adil.
Titik Balik Iris Chang, The Rape of Nanking
Buku Rape of Nanking telah mengubah hidup Iris. Dalam sekejap ia menjadi selebriti. Ia banyak tampil sebagai pembicara dan narasumber. Bahkan lebih dari itu. Sebagai juru bicara atas kejadian Pemerkosaan Nanking.
Ambisinya cukup besar: Menuntut permintaan maaf dari pemerintah Jepang dan menuntut ganti rugi bagi para korban.
Para penentangnya menggambarkan diri Irish sebagai seorang yang manipulatif, emosional, dan haus akan kontroversi. Namun, tidak menghambatnya menjadi orang yang terus dicari.Â
Ia berubah menjadi seorang expert dalam sejarah China. Pandangannya yang unik dijadikan sebagai sumber acuan atas karya lain tentang China. Termasuk isu rasialisme terhadap warga China di Amerika dan dunia.
Menderita Gangguan Mental
Pada juli 2004, Iris divonis mengidap gangguan mental. Penyebabnya karena kurang tidur dan terlalu lelah. Ia juga terlalu dalam masuk ke risetnya yang keempat, tentang Barisan Maut Bataan.