Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Popularitas Penulis Wanita di Kompasiana, Bagus Mana dengan Penulis Laki-laki?

24 April 2021   17:57 Diperbarui: 24 April 2021   18:02 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Popularitas Penulis Wanita di Kompasiana, Bagus Mana dengan Penulis Lelaki? (kompasiana.com)

Pada artikel sebelumnya, saya membahas bahwa di Indonesia, penulis fiksi wanita lebih digandrungi daripada lelaki.

Baca juga: Popularitas Penulis Wanita di Kompasiana, Beda dengan Pasar di Indonesia?

Namun, kondisi ini berbanding terbalik dengan di dunia barat.

J.K Rowling membuat keputusan yang tepat ketika tidak memasukkan nama "Joanne" pada bukunya. Sebabnya adat di Amerika, penulis wanita kurang mendapatkan tempat.

"[...] Kalau yang nulis perempuan, dianggap tidak becus. Di sana citranya penulis pria lebih bagus, kalau perempuan kelihatannya seperti emak-emak,"ujar Hetih, editor fiksi di Gramedia Pustaka Utama.

Bahkan dalam novel detektifnya, Rowling sengaja mengubah nama penanya menjadi Robert Galbraith, yang terang-terangan nama lelaki.

Independent menulis sudah ada penulis perempuan yang karirnya mentok karena namanya. Salah satunya adalah Catherine Nichols. Hingga saat ini ia mengaku masih ada 17 permintaan manuskrip dari agen penerbitan. Namun, semuanya masih percaya kalau ia berjenis kelamin pria.

Kejadian menarik ketika Nichols mencoba mengirim manuskripnya ke pihak penerbit dengan nama samaran, George. Ternyata reaksinya lebih antusias dibanding nama aslinya.

Patrialisme mungkin kata yang lebih tepat. Penulis lelaki dianggap lebih kompeten oleh mayoritas pembaca di dunia barat. Bahkan oleh pembaca wanita sekali pun.

Mengulik pernyataan Hetih Rusli,  patrilenial justru berbanding terbalik di Indonesia. Penulis wanita lebih mudah ditemukan dan lebih diminati.

Semuanya karena masalah penghasilan. Penulis terkenal seperti John Grisham, Dan Brown, dan Stephen King, sudah tidak perlu cari kerjaan lain lagi. Sementara di Indonesia, profesi penulis masih labil.

"Kalau mau jadi penulis, laki-laki akan berpikir, sanggup atau tidak biayai keluarga," kata Hetih.

Namun demikian, genre romantis tetap dikuasai oleh para wanita. Sebabnya jenis kelamin adalah identitas diri yang tak bisa dipungkiri. Mewakili cara kita bersikap, berinteraksi, peran dalam masyarakat, serta ekspektasi yang tersemat pada diri kita.

Identitas gender bahkan lebih luas daripada agama, ras, atau pun suku. Dalam kenyataannya, memang benar bahwasanya ada hal yang dimiliki oleh wanita yang tidak dimiliki oleh lelaki.

Para penulis wanita melihat dunia dari sisi feminin dan maskulin. Mereka bisa memakai celana jins, sementara pria tidak mungkin mengenakan rok.

Para penulis wanita melihat pahlawan dari sisi kemanusiaan. Mereka bisa menulis suami mereka yang menyiram tanaman bunga, sementara pria sedikit malu-malu menceritakan mengenai lipstik dan bedak.

**

Men are From Mars, Women are From Venus

Buku karya John Gray ini sangat gamblang menjelaskan perbedaan mendasar dari pria dan wanita.

Konflik gender sering terjadi. Bukan hal yang aneh jika pria dan wanita memiliki cara pandang yang berbeda terhadap sebuah hubungan.

Namun, jika dipikir lebih jauh lagi, mendengarkan wanita menuturkan kisah percintaan mereka akan jauh lebih menarik dari lelaki.

Wanita memiliki kelebihan dalam memandang sebuah hubungan. Kisah cinta terasa berbeda di kepala mereka. Inilah yang mungkin memberikan perbedaan mendasar mengapa tulisan romantis mereka lebih diminati. 

Wanita Memberikan Isyarat, Pria Blak-blakan

Menurut John Gray, ketika lekaki ingin dipahami, mereka akan langsung mengatakannya. Sementara wanita lebih suka "menggoreng bola" sebelum ditangkap oleh kiper.

Perempuan Memikirkan Banyak Hal, Pria Fokus Pada Prioritas

Menurut psikolog Dr. Amy Johnson, pria perlu berfokus pada satu hal sebelum melompat ke hal berikitnya. Dengan demikian, mereka bisa menjalankan kehidupannya dengan lebih baik.

Sementara, wanita tidak demikian. Seluruh hal bisa terhubung dalam waktu yang bersamaan. Memasak sambil menonton televisi, atau Mencuci sambil jualan.

Wanita Memeluk, Pria Memberikan Solusi

Jika lelaki dalam masalah, ia memberikan solusi. Jika wanita membutuhkan, artinya bahu siap-siap untuk diberikan.

Sayangnya pria yang dibutuhkan akan memikirkan solusi dengan cepat. Nasehat, wejangan, hingga berbagai strategi pun dikumandangkan. Wanita tidak butuh itu. Mereka ingin rasa aman.

Pria yang sedang bermasalah jangan dulu mencari wanita. Ia akan memandangmu bengong, sembari menunggumu memeluknya. (Berlaku bagi pasangan resmi saja).

Wanita Suka Detail, Pria Fokus Kepada Gambaran Besar Saja

Jangan pernah meragukan hal-hal kecil yang diingat pasanganmu, wanita ingat semua tetek-bengek yang pernah ia sebutkan. Sementara, pria cenderung pelupa. Ia hanya peduli pada hal besar yang sedang dihadapi.

Tidak heran jika wanita adalah pencerita yang baik. Hal yang sama akan diulang terus-menerus, sehingga kamu akan tidur lelap. Jangan sampai lupa tanggal ulangtahun, waktu jadian, atau kapan menikah. Tamatlah riwayat sang Arjuna.

Wanita Akan Terus Bertanya Tentang Cinta, Pria yang Penting Tidak Selingkuh

Jadi, jika pasangan Anda bertanya, "Apakah kamu sayang padaku, beib."

Jawablah dengan lugas, "ya, sayang."

Jangan sesekali merasa terganggu atau berpikir yang bukan-bukan terhadap sang pujaan hati. Wanita memang ingin dicintai terus-menerus. Mereka suka pembuktian. Bahkan, meskipun lelakinya tidak pernah selingkuh.

Wanita Ngedumel, Pria Diam

Jika seorang wanita merasa terganggu, ia akan mengomel sepanjang waktu. Pahami saja, meskipun sang lelaki cenderung diam kalau sedang stres.

Kadang wanita akan berkata tentang sesuatu yang tidak pantas didengar. Jangan tersinggung, karena bukan waktunya.

Sebaliknya, pria yang sedang frustasi akan diam. Wanita pun harus memahami maksudnya. Bentar juga, ia akan baikan sendiri. 

Wanita Ingin Diajak Bermain, Pria Pilih Ditemani

Wahai lelaki, pernah ke rumah pacar kamu dan tidak ngapa-ngapain? Sementara bagi wanita, seringkah protes jika pacar kamu kerjanya tiduran doang?

Terima faktanya. Pria lebih suka malas-malasan kalau ditemani, sementara wanita suka diajak ngobrol.

**

Itulah perbedaan karakter pria dan wanita yang mungkin bisa mempengaruhi karya literasi mereka. Tidak heran jika kamu membaca novel karya penulis wanita, kamu akan menemukan lebih banyak hal menarik;

1) Alur cerita yang penuh isyarat dan teka-teki, 

2) Banyak hal yang dikisahkan dan pilihan alur yang beragam, 

3) Ramai pembahasan tentang romantisme, 

4) Lebih detail dalam berkisah, 

5) Kata "I Love U berseliweran," 

6) Riuh dengan pertengkaran-pertengkaran kecil yang mengasyikkan, dan 

7) Lebih banyak dialog yang bervariasi.

Nah, bukankah lebih menarik? Iya sih, daripada baca novel lelaki yang blak-blakan, garis besarnya saja, sarat solusi membingungkan, lebih banyak diam, dan yang tidak ada perselingkuhannya. Ehh...

Referensi: 1 2 3 4 5

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun