"Kalau mau jadi penulis, laki-laki akan berpikir, sanggup atau tidak biayai keluarga," kata Hetih.
Namun demikian, genre romantis tetap dikuasai oleh para wanita. Sebabnya jenis kelamin adalah identitas diri yang tak bisa dipungkiri. Mewakili cara kita bersikap, berinteraksi, peran dalam masyarakat, serta ekspektasi yang tersemat pada diri kita.
Identitas gender bahkan lebih luas daripada agama, ras, atau pun suku. Dalam kenyataannya, memang benar bahwasanya ada hal yang dimiliki oleh wanita yang tidak dimiliki oleh lelaki.
Para penulis wanita melihat dunia dari sisi feminin dan maskulin. Mereka bisa memakai celana jins, sementara pria tidak mungkin mengenakan rok.
Para penulis wanita melihat pahlawan dari sisi kemanusiaan. Mereka bisa menulis suami mereka yang menyiram tanaman bunga, sementara pria sedikit malu-malu menceritakan mengenai lipstik dan bedak.
**
Men are From Mars, Women are From Venus
Buku karya John Gray ini sangat gamblang menjelaskan perbedaan mendasar dari pria dan wanita.
Konflik gender sering terjadi. Bukan hal yang aneh jika pria dan wanita memiliki cara pandang yang berbeda terhadap sebuah hubungan.
Namun, jika dipikir lebih jauh lagi, mendengarkan wanita menuturkan kisah percintaan mereka akan jauh lebih menarik dari lelaki.
Wanita memiliki kelebihan dalam memandang sebuah hubungan. Kisah cinta terasa berbeda di kepala mereka. Inilah yang mungkin memberikan perbedaan mendasar mengapa tulisan romantis mereka lebih diminati.Â