Penulis fiksi di Kompasiana pun tidak didominasi oleh kaum wanita.
Buktinya, Kompasiana Awards 2020 versi Best in Fiction dimenangkan oleh Katedraradjawen yang nota bene adalah Om-Om.
Empat nominee lainnya adalah:Â Zaldy Chan, Syahrul Chelsky, Abdul, dan Santoso Mahargono. Semuanya Pria.
**
Hingga detik ini, saya masih bingung, mengapa ini bisa terjadi. Tentunya pihak K tidak membeda-bedakan karya berdasarkan jenis kelamin. Tidak juga memilih kasih antara wanita dan pria.
Namun, kenyataan di K tidak sama dengan pernyataan dari Gramedia, yang nota bene seharusnya mewakili pasar di Indonesia.
Penyebab penulis wanita lebih kurang diminati atau lebih kurang menulis, dan bagaimana menyeimbangkannya, saya serahkan kepada Kompasiana. Seharusnya ada cara yang bisa ditempuh.
Penulis wanita juga bisa mencontohi beberapa karya penulis wanita di K yang sering bertenger di AU, NT, Terpopuler, hingga peraih K-Rewards wanita terbanyak.
Uli Hartati salah satu contohnya. Dengan segala kemampuannya, tulisannya bisa mencapai ribuan viewers secara konsisten. Luar Biasa. Jika kebetulan Mba Uli membaca tulisan ini, monggo dishare ya tipnya. Siapa tahu saja bisa berguna bagi kita semua.
**
Tersebab Engkong Felix telah keburu mengulik kesedihannya antara "Hari Kartini" dan "nilai komersil" penulis wanita di Kompasiana.