Aston Villa menjadi klub terdegradasi setelah pengusaha AS, Rendy Lerner menjadi pemilik.
Leeds United tak kunjung bangkit setelah GFH Capital asal Qatar mengambil alihnya.
Birmingham City mengalami kisah tragis, setelah pemiliknya, pengusaha asal Hong Kong ditangkap polisi karena kasus pencucian uang.
Belum lagi Portsmouth yang bangkrut gegara kesalahan manajemen Sulaiman Al-Fahim, pengusaha Emirat.
Jika demikian, mengapa masih banyak investor yang meminati klub sepak bola? Ternyata betul, meskipun fulus adalah segalanya, itu bukan semuanya.
James Montague, penulis buku The Billionaires Club: The Unstopable Rise of Football's Super-Rich Owner menyatakan selain keuntungan finansial, ada publisitas besar-besaran secara cuma-cuma.
Dalam waktu singkat, level pemilik klub langsung berubah menjadi selebriti. Adalah Silvio Berlusconi, raja media Italia yang membeli AC Milan di tahun 80an.
Popularitasnya langsung melonjak setelah itu. Tidak pakai lama, ia berubah menjadi salah satu orang paling berkuasa di Italia, sebelum akhirnya menjadi Perdana Menteri. Â Â
Di Indonesia, publik terperangah ketika seorang WNI membeli klub ternama Inter Milan pada 2013 lalu. Tidak banyak yang mengenalnya saat itu, hingga kini ia menjadi salah satu orang penting di negeri ini.
Mengutip dari Kompas, Erick Thohir membeberkan alasannya membeli klub Inter Milan didasari oleh dua keputusan. Yang pertama, ia merupakan fans dari klub Italia tersebut. Yang kedua, ada kesempatan dan "tantangan."
**