Menurut, situs kesehatan Prevention.com, kemungkinan istilah ini dipopulerkan oleh penguasa Mongolia, Jenghis Khan.
Menurut kabar, raja ini tetap memakan makanan yang tanpa sengaja dijatuhkan oleh seseorang. Melihat hal tersebut, aturan tak tertulis kemudian dibuatkan bahwa makanan yang jatuhnya hanya sesaat, masih layak dikonsumsi. Â
Ada pula cerita yang beredar, seorang koki ternama di AS, Julia Child pernah menjatuhkan kalkunnya ke lantai dan tetap memasaknya. Aksinya ini tersorot kamera dalam program acara memasak yang dipandunya. Namun, desas-desus tersebut dibantah. (liputan6.com).
Namun demikian, adalah Jillian Clarke yang pertama kali berinisiatif untuk menyelidiki hal ini. Ia bersama teman-temannya melakukan penelitian sederhana tentang teori bakteri di atas lantai ubin.
Jillian Clarke bukanlah ilmuwan, ia hanyalah seorang murid SMA yang berhasil mengajak beberapa peniliti dari University of Illinois untuk berpartisipasi.
Hasil riset awalnya inilah yang kemudian memacu para ilmuwan dari beberapa universitas di Amerika Serikat untuk berlomba-lomba melakukan percobaan yang lebih mendalam.
Sebagai hasilnya, riset-riset tersebut kemudian dipadukan dalam sebuah laporan ilmiah di Journal Applied and Enviromental Microbiology.
**
Sebentar lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadan. Ibadah puasa adalah salah satu bentuk menahan nafsu duniawi. Setelah berpuasa seharian, acara buka puasa adalah hal yang paling ditunggu-tunggu.
Dimulai dari meminum segelas sirup frambozen segar. "Ahhh... segarnyo."
Kolak pisang pun dikunyah. Terasa legit di lidah. "Ahhh... enaknyo."
Sekarang gilaran kue serabi. Siap-siap masuk ke dalam mulut. "Ahhh... jatuhhh."
Tunggu dulu, bukankah makna dari puasa adalah menahan nafsu?
Masih percaya aturan "Belum 5 menit?"