Pada bulan Januari 2018, dua puluh dua perempuan di Amerika Serikat mengaku dipaksa dan ditipu untuk membuat pornografi di Pornhub dan beberapa situs porno lainnya. Dua pria pelaku dituntut pidana perdagangan seks, tapi situs tersebut tidak terjamah.
NBC melaporkan pada bulan Oktober 2019, seorang gadis perempuan umur 15 tahun hilang di Florida, AS. Dirinya ditemukan setelah video pemerkosaan dirinya diunggah ke beberapa situs porno, termasuk Pornhub. Meski Pornhub segera menghapusnya, tapi video tersebut sudah terlanjur beredar.
Awal tahun 2020, BBC menceritakan kisah Rose Kalemba yang diculik dan diperkosa saat ia berusia 14 tahun. Videonya beredar di Pornhub, dan dia butuh perjuangan keras agar Pornhub menghapusnya dari situs mereka.
Lala Mickelwait mengatakan bahwa dirinya telah berhubungan dengan banyak penyintas korban pemerkosaan seperti Rose. Mereka semua telah dilecehkan dan dieksploitasi di Pornhub. Termasuk yang tidak sadar jika videonya terekam pada saat sedang diperkosa.
Menurutnya sangat tidak masuk akal. Bukan hanya keuntungan semata, tetapi juga kesenangan melihat pemerkosaan dan penyiksaan.
Senada dengan Lala, Michael Salter, Professor Krimonology dari University of New South Wales mengatakan bahwa;
"Sangat menghancurkan bagi penyintas untuk mengetahui jika materi pelecehan mereka ada di luar sana."
Selain menghancurkan mental, para penyintas juga rawan akan serangan seksual berikutnya.
"Survei menunjukkan sekitar satu dari tiga korban materi pelecehan seksual anak telah dihubungi dalam kehidupan nyata, atau telah dikenali dalam kehidupan nyata, oleh seseorang yang melihat video pelecehan mereka,"Â ungkap Dr. Salter.
**
Negara memang memberikan peranan penting. Di Amerika tempat Pornhub berada, perusahaan internet dilindungi oleh undang-undang yang membebaskan penyedia layanan on-line dari tanggung jawab atas konten yang diunggah pihak ketiga.