Soehadi juga berkata ada yang terasa janggal dari upacara akad nikah akbar tersebut.
"[...] ketika saya menonton upacara pernikahan itu lewat televisi, saya nggak percaya. Keris yang terselip di bagian punggung Tommy adalah keris gayaman khusus untuk perkabungan."Â Ungkapnya.
"Ini bisa berakibat celaka." Lanjutnya.
Bagi Soehadi keris tersebut bukan keris yang layak dipakai dalam pernikahan. Hal senada juga disampaikan Mas'ud Thoyib, Ketua Penghayat Kepercayaan, jika ada yang salah dalam hari pernikahan, tentunya harus ada penangkal.
"Dalam pernikahan Mas Tommy, penangkal itu dimasukkan dalam urut-urutan ritual adat." Ujar Mas'ud kepada Tempo.
Konon Soeharto pun sudah meminta digelar Bedaya Sanga. Harapannya agar rumah tangga Tommy dan Tata langgeng sejahtera. Sayangnya tidak demikian.
Apakah sang pangeran memang ditakdirkan hidup tanpa ratu? Tidak tahu. Tulisan receh ini hanyalah pengisi waktu.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI