Setelah beliau wafat pada usia 69 tahun, Nashruddin (Nasulading) anak sulungnya menggantikan posisinya. Era pemerintahan Nashruddin juga tidak kalah hebatnya.
Ia menggalakan penghematan anggaran, memangkas jabatan pemerintah yang dianggap tidak perlu, menggantikannya dengan posisi tenaga ahli di bidangnya masing-masing, dan menaikkan pendapatan daerahnya hingga berkali-kali lipat.
Akibat keberhasilannya, pada tahun 1291 raja mengutusnya menjadi gubernur di provinsi Shaanxi. Setahun kemudian pada 1292, Nashruddin wafat.
Ada dua versi tentang keturunannya. Versi pertama mengatakan dia meninggalkan 12 anak, tapi versi berbeda lagi hanya enam orang yang disebut namanya.
Mereka adalah; Boyan, Wumaer (Umar), Dafaer (Ja'far), Huxian (Husain), Shadi (Sa'adi), Arong, dan Boyanchaer.
Di Ningxia ini, para keturunan Nabi menjadi besar. Mereka bersatu dalam sebuah komunitas marga tionghoa muslim bergelar "Na." Tepatnya di kabupaten Yongning kecamatan Yanghe.
Di tempat baru ini daerah yang mereka tempati bernama Najiahu yang secara harafiah berarti Keluarga Nashruddin.Â
Penelitian lapangan Yang Zhanwu, guru besar Ningxia University, yang diterbitkan dalam buku dengan judul: "Kampung Hui di China," menyebutkan penduduk Najiahu pada 2011 berjumlah 4.723 orang.
Keunikan Najiahu inilah yang membuat pemerintah China sebagai tempat wisata religi bagi kaum Muslim. Pesan yang ingin disampaikan adalah:
"Persatuan yang harmonis antarsuku bangsa di China."