Babeh Baekuni dibekuk oleh pihak kepolisian pada 2010 lalu. Setelah salah satu orangtua korban melaporkan kehilangan anaknya. Sehari kemudian anak itu ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan. Tubuhnya termutilasi menjadi beberapa bagian.
Tidak butuh lama bagi pihak berwajib membekuk pelakunya. Babeh Baekuni adalah koordinator pedagang asongan dan anak-anak pengamen jalanan. Ia mengaku telah membunuh 14 korban. Tapi, pengusutan polisi mengarah kepada kasus sekitar 50 anak lainnya yang belum terpecahkan.
Baekuni mengaku senang melihat korbannya menderita saat ia melakukan aksinya. Kondisi kejiwaannya terdeteksi baik dan normal. Terbukti dengan ia bisa menjawab seluruh pertanyaan penyelidik dengan lancar.
Tapi kegemarannya menyiksa diduga dengan trauma masa kecilnya. Ia juga adalah korban kekerasan seksual. Atas perbuatannya Babeh Baekuni diganjar hukuman mati.
Di hari-hari terakhir hidupnya, Baekuni mengakui diselubungi perasaan bersalah yang besar. Ia juga bersyukur polisi telah berhasil menangkapnya. 15 tahun sejak tahun 1995 aksi brutalnya tidak terbongkar.
"Kalau tidak tertangkap, mungkin ada korban lain lagi." Ujar Babeh Baekuni. Baginya menyodomi anak di bawah umur bagaikan kebutuhan pokok. Suatu kebutuhan yang harus terpenuhi. Â Â
Dukun Usep
Ritual yang dilakukan oleh para korban tiada lain berupa aksi bunuh diri. Mereka diminta meminum cairan berwarna hitam. Racun isinya. Sebelum meminumnya, korban diminta untuk berdiri di dalam lubang galian. Tidak repot bagi dukun usep untuk menguburnya.
Uang yang ingin digandakan berjumlah puluhan juta rupiah. Itulah yang jadi sasaran rampokannya. Dalam aksinya, dukun Usep dibantu lima temannya.
Kejadiannya dua kali. Lima korban pada bulan Mei 2007 dan tiga korban lagi pada bulan Juli 2007. Lelaki yang bernama asli Yusuf Maulana itu dieksekusi mati pada bulan Juli 2008.