Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

7 Pembunuh Berantai dari Indonesia, Kisah Nyata dari Bumi Nusantara

11 Maret 2021   20:21 Diperbarui: 11 Maret 2021   20:41 5239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pembunuh Berantai dari Indonesia (sumber: tirto.id)

Pembunuh berantai atau serial killer marak mengisi kisah fiktif. Cerita berdasarkan kisah nyata. Beberapa dari mereka malah menjadi legenda. Monster hidup yang pernah ada.

Ketakutan selalu menghampiri. Siapa tahu saja mereka ada di sekitar kita. Siapa sangka juga jika pembunuh berantai ada di Indonesia. Kiprah mereka sungguh luar biasa. Meskipun tidak setenar Ted Bundy atau Hannibal Lecter, catatan kelam mereka tidak kalah mengerikan.

Berikut ini adalah kisah dari 7 pembunuh berantai terkenal dari Indonesia.

Siswanto (Robot Gedek)

Ilustrasi Siswanto alias Robot Gedek (sumber: liputan6.com)
Ilustrasi Siswanto alias Robot Gedek (sumber: liputan6.com)
Korbannya adalah 12 orang anak lelaki berusia 9 hingga 15 tahun. Selama kurun waktu 1994-1996 ia memperlakukan korbannya dengan sadis.

Ruang operasi Robot gedek berada di Kawasan kota metropolitan Jakarta. Ia menyasar anak jalanan dan gelandangan. Setelah membunuh, Siswanto menyodomi mayat korban. Memutilasi dan meminum darah korbannya.

Menurut pengakuannya, ia mengaku seolah-olah berada dalam keadaan tidak sadar.

"Dalam bayangan saya, yang saya bunuh itu adalah ayam, "Ungkap Robot Gedek dalam persidangan. Beberapa bagian tubuh korbannya bahkan disimpan sebagai kenang-kenangan.

PN Jakarta Pusat menjatuhinya hukuman mati. Begitu mendengar tuntutan itu, Siswanto ketakutan.

"Saya takut mati." Ujarnya.

Namun, pengadilan tetap menjatuhi vonis hukuman mati. Robot Gedek Tidak pernah menjalani hukuman tersebut. Tahun 2007 ia meninggal akibat sakit jantung di LP Nusakembangan.

Rio Martil

Rio Martil (sumber: tribunnews.com)
Rio Martil (sumber: tribunnews.com)
Nama lengkapnya Antonius Rio Alex Bulo. Martil adalah julukan. Empat korbannya semuanya mati dengan martil kesayangannya. Motifnya adalah pencurian kendaraan.

Ia ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 2001. Namun pada tahun 2005 ia berulah lagi. Kali ini guru mengajinya di Lapas Nusakembangan yang menjadi korban. Caranya sama, menghancurkan kepala korban. Kali ini tanpa martil, tapi dengan dibenturkan ke tembok. Rio Martil akhirnya dieksekusi mati pada tahun 2008.

Sebelum menjadi pembunuh, Rio sudah memiliki masa lalu yang kelam. Pada usia 12 tahun ia terusir dari rumahnya. Alasannya hanya karena ia tidak ingin menganut agama keluarganya.

Sejak saat itu ia terbuang. Menjalani hidup dengan menumpang sana sini. Daerah rawan di Senen menjadi lingkungannya. Hingga akhirnya bergabung dengan komplotan kriminal pencuri mobil.

Kekejamannya timbul entah darimana. Mungkin karena bertemperamen tinggi. Hanya karena tersinggung, ia tidak segan membunuh. Tapi rumor yang beredar, Rio memiliki kesaktian yang diwarisi neneknya. Konon ia bisa melepas borgol.

Permintaan terakhirnya cukup menggugah. Ia meghadiahkan dua buah Alquran. Satu kepada istrinya, satunya lagi kepada pengacaranya.

Ryan Jombang

Ryan Jombang (sumber: tribunnews.com)
Ryan Jombang (sumber: tribunnews.com)
Nama aslinya adalah Very Idham Henyansyah. Nama Jombang diambil dari tempat modus operandinya. Jakarta dan jombang. Total korban yang tewas di tangannya adalah 11 orang.

Ia dikenal sebagai pembunuh berantai yang memutilasi korbannya sendiri. Awal mula kasusnya meruak setelah ditemukannya 7 potongan mayat dalam dua tas dan satu kantung plastik di daerah Jakarta pada tahun 2008.

Mayat tersebut diketahui milik Heri Santoso (40 tahun). Motif pembunuhannya karena Ryan cemburu. Heri naksir dengan pacarnya yang bernama Novel Andrias setelah melihat fotonya di apartemen Ryan.

Setelah diselidiki lebih jauh, ternyata Ryan Jombang juga adalah pelaku pembunuhan 10 korban lainnya. Sisa mayat ditemukan di rumahnya sendiri. Terkubur dalam galian di belakang rumahnya di Jombang.

Ryan terindikasi memiliki orientasi seksual pencinta sesama jenis. Korbannya juga diduga memiliki selera yang sama dengannya. Motifnya kala itu didasari oleh ekonomi. Para korban dijebak ke rumahnya dan dibunuh untuk dirampok.

Ryan dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Depok pada tanggal 6 April 2009. Banding dan kasasinya ditolak karena dianggap terlalu kejam dalam menjalankan aksinya.

Babeh Baekuni

Babeh Baekuni (sumber: tempo.co)
Babeh Baekuni (sumber: tempo.co)
Ia adalah pembunuh berantai dan pelaku kekerasan seksual pada anak. Korbannya pada umumnya adalah anak jalanan di bawah umur. Semuanya disodomi, dibunuh, dan dimutilasi.

Babeh Baekuni dibekuk oleh pihak kepolisian pada 2010 lalu. Setelah salah satu orangtua korban melaporkan kehilangan anaknya. Sehari kemudian anak itu ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan. Tubuhnya termutilasi menjadi beberapa bagian.

Tidak butuh lama bagi pihak berwajib membekuk pelakunya. Babeh Baekuni adalah koordinator pedagang asongan dan anak-anak pengamen jalanan. Ia mengaku telah membunuh 14 korban. Tapi, pengusutan polisi mengarah kepada kasus sekitar 50 anak lainnya yang belum terpecahkan.

Baekuni mengaku senang melihat korbannya menderita saat ia melakukan aksinya. Kondisi kejiwaannya terdeteksi baik dan normal. Terbukti dengan ia bisa menjawab seluruh pertanyaan penyelidik dengan lancar.

Tapi kegemarannya menyiksa diduga dengan trauma masa kecilnya. Ia juga adalah korban kekerasan seksual. Atas perbuatannya Babeh Baekuni diganjar hukuman mati.

Di hari-hari terakhir hidupnya, Baekuni mengakui diselubungi perasaan bersalah yang besar. Ia juga bersyukur polisi telah berhasil menangkapnya. 15 tahun sejak tahun 1995 aksi brutalnya tidak terbongkar.

"Kalau tidak tertangkap, mungkin ada korban lain lagi." Ujar Babeh Baekuni. Baginya menyodomi anak di bawah umur bagaikan kebutuhan pokok. Suatu kebutuhan yang harus terpenuhi.   

Dukun Usep

Dukun Usep (sumber: boombastis.com)
Dukun Usep (sumber: boombastis.com)
Delapan korbannya dibunuh dengan perencanaan yang telah matang. Sebagai dukun ia diyakini dapat menggandakan uang. Tapi, para korban tidak tahu jika keinginannya hanya merampok saja.

Ritual yang dilakukan oleh para korban tiada lain berupa aksi bunuh diri. Mereka diminta meminum cairan berwarna hitam. Racun isinya. Sebelum meminumnya, korban diminta untuk berdiri di dalam lubang galian. Tidak repot bagi dukun usep untuk menguburnya.

Uang yang ingin digandakan berjumlah puluhan juta rupiah. Itulah yang jadi sasaran rampokannya. Dalam aksinya, dukun Usep dibantu lima temannya.

Kejadiannya dua kali. Lima korban pada bulan Mei 2007 dan tiga korban lagi pada bulan Juli 2007. Lelaki yang bernama asli Yusuf Maulana itu dieksekusi mati pada bulan Juli 2008.

Astini

Astini (sumber: wikipedia.org)
Astini (sumber: wikipedia.org)
Jangan membuat orang lain tersinggung. Terlebih jika menagih utang. Kejadiannya pada bulan Februari 1996. Seorang wanita bernama Puji Astutik datang ke rumah Astini. Tujuannya untuk menagih utang senilai 20 ribu rupiah.

Astini belum bisa melunasi utangnya. Sontak Puji marah-marah dan memaki Astini dengan kata-kata kasar. Astini yang emosi kemudian meraih sepotong besi dan menghantamnya ke kepala Puji.

Sesudah korban tewas, Astini lantas menyeret mayatnya ke dapur. Setelah itu, tubuh korban dimutilasi menjadi sepuluh bagian. Potongan itu lalu dimasukkan ke kantong plastik dan membuangnya ke tempat sampah dan sungai di Surabaya.

Bukan hanya Puji. Sebelumnya Astini juga mengaku membunuh dua orang tetangganya yang lain bernama Rahayu dan Sri Astutik. Rahayu dihabisi pada Agustus 1992 karena utang sebesar Rp.1.250.000 dan Sri Astutik dibunuh pada November 1993 karena urusan utang sebesar 550 ribu rupiah.

Kedua korban ini dibunuh dengan alasan yang sama. Astini tersinggung saat ditagih dengan makian kasar. Kedua korban ini juga dimutilasi menjadi 10 bagian.

Astini sebagai satu-satunya pembunuh berantai yang berjenis kelamin wanita ini dieksekusi mati pada Maret 2005 lalu.

Ahmad Surudji (Dukun AS)

Ahmad Surudji alias Dukun AS (sumber: liputan6.com)
Ahmad Surudji alias Dukun AS (sumber: liputan6.com)
Ia telah belajar ilmu hitam peninggalan ayahnya sejak berusia 12 tahun. Tapi, pada saat ia berusia 20 tahun, ayahnya mendatanginya dalam mimpi.

Untuk mendapatkan ilmu sakti ia harus mengorbankan 70 nyawa wanita dan meghisap air liurnya mayatnya. Dari tahun 1986 hingga 1997 ia telah membunuh 42 wanita. Lokasi kejadiannya di desa Sei Semayang, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Bukan hanya membunuh korbannya, dukun AS juga menggasak barang-barang milik korbannya. Ia tertangkap di pertengahan tahun 1997. Awalnya bermula dari laporan seorang pemuda lokal yang tanpa sengaja mendapati mayat tanpa busana di ladang tebu.

Korban kemudian diketahui bernama Sri Kemala Dewi. Aksi penyelidikan polisi kemudian berhasil mengungkap 42 kerangka yang juga ditemukan di ladang yang sama.

Dukun AS kemudian ditangkap dan dieksekusi mati pada tahun 2008 silam.

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun