Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Misteri Kematian David, Dibunuh Karena Penemuan yang Membahayakan Negara?

10 Maret 2021   05:46 Diperbarui: 10 Maret 2021   06:08 72079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
David Hartanto Widjaja dan Chan Kap Luk (sumber: asiaone.com)

"Bercak darah itu menunjukkan gerakan lengan dari suatu tempat di atas monitor di mana darah berasal dari luka," ujarnya ketika memberi kesaksian di persidangan.

Yang lebih janggal lagi, di tubuh David terdapat 36 luka, sementara Prof. Chan hanya menderita 4 luka. Posisi mata pisau yang terakhir berada pada genggaman Prof. Chan.

Seorang wanita pekerja di NTU juga memberi keterangan kepada ayah David, Hartono Widjaja. Ia menyebutkan mendengar David berteriak ketakutan, "They want to kill me, they want to kill me... they..." Tapi dia tak mengira jika teriakan tersebut serius. Dalam pikirannya hanya candaan.

Keluarga David Hartanto Widjaja (sumber: asiaone.com)
Keluarga David Hartanto Widjaja (sumber: asiaone.com)
Kejanggalan juga terjadi pada proses penyidikan dan pengadilan.

Saksi ahli forensik dari Indonesia, dr. Djaja Surya Atmadaja dilarang memberikan kesaksian. Pengacara keluarga David, O.C. Kaligis pun tidak bisa bersaksi. Padahal ia punya lisensi internasional. Aturan yang tidak lazim diberlakukan.

Pihak keluarga terkesan dihalang-halangi oleh pihak berwajib Singapura. Mereka yang ditemani pihak Kedutaan Besar RI tidak diberi kesempatan untuk melihat TKP secara langsung.

Pada hari pertama, juga tidak diperbolehkan melihat jenasah David. Alasanya karena mau diotopsi. Keesokan harinya mereka kembali. Pengakuan Hartanto Widjaya;

"Anak saya badannya dililit plastik, dibalut macam mumi plastik bening."

Mereka juga menemukan keanehan di mayat David. Meskipun jatuh, wajahnya tidak hancur. Tapi, lehernya malah diperban.

"Kalau tak dianiaya, tak mungkin dapat luka di leher." Ujar Hartanto.

Kepolisian Singapura terkesan mendesak pihak keluarga untuk memberi keputusan. Mengkremasi jasad atau membawa pulang ke Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun