Takada yang tahu rasa asli makanan yang ditampilkan, tapi imajinasi memang menyesatkan. Tidak ada bedanya dengan fesyen, masyarakat Indonesia jadi ikut-ikutan mencarinya. Bak iklan tv, apalagi yang menyantapnya adalah tokoh utama.
Bahkan Soju (arak korea) pun dibuat versi halal.
Masih belum bisa menjawab mengapa selera makan bisa tergantikan dengan begitu mudahnya. Ikut-ikutan mungkin bisa menjadi alasan teratas. Tapi faktor genetika tetap terutama.
Menurut sains hal ini juga dimungkinkan. Caranya adalah dengan mengelabui otak. Jika anak kecil tidak suka obat, maka muncullah obat rasa buah.
Rasa jeruk jelas menipu. Obat tetap terasa. Sebuah penelitian di AS pada tahun 1980 mengatakan bahwa matalah yang menentukan. Jeruk identik dengan sesuatu yang enak dimakan. Muncullah produk turunan seperti permen, sirup, es krim, pudding yang semuanya berasa jeruk.
Kesimpulannya, selera makan sangat erat kaitannya dengan banyak hal, tapi pengalaman juga menentukan. Bukankah makanan di restoran akan terasa lebih nikmat daripada dibungkus pulang?
Dengan demikian, bagi Anda penikmat makanan Korea, sesungguhnya otak Anda telah dikelabui oleh korea-korean yang dikirim melalui santet yang dapat menyeberangi lautan.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI