"Sudah makan ji?" Itulah hasil perkawinan lidah Jawa dengan bahasa Makassar.
Bagaimana dengan dirimu yang susah beradaptasi dengan logat asing?
Tidak usah khwatir juga. Identitas diri bukanlah sesuatu hal yang harus ditutup-tutupi. Aku bangga sebagai orang Makassar, demikian pula dengan dialekmu. Mengubah aksen layaknya menghilangkan sesuatu dari dalam diri kita.
Seiring waktu, kita dengan susah payah membentuk jati diri kita, mengapa harus susah payah menyembunyikan logat kita dalam panggung sosial?
Memaksakan seseorang mengubah aksen, sama seperti tidak menghargai keberadaan mereka. Tiada bedanya dengan sikap rasisme. Tiada bedanya dengan meminta orang timur berkulit legam untuk memutihkan kulitnya.
Bahkan jika Anda memaksakannya, itu belum tentu cocok dengan persepsi orang terhadap dirimu.
Sebuah studi menunjukkan bahwa orang Amerika keturunan Asia dinilai kurang dipahami dalam berbicara dibandingkan dengan kaum bule Amerika. Walaupun faktanya keturunan Asia tersebut berbicara dengan logat Amerika yang sama. Dengan demikian, mengubah aksen tidaklah terlalu perlu.
Jadi, kalau kau orang Makassar, jangan sampai "lette ki Monas."
Lette ki Monas = Monas Berpindah (ke Makassar). ** Biasa digunakan untuk menyindir orang Bugis-Makassar yang berlogat Jakarta.
SalamAngka