Jangan tanya kenapa tidak menggunakan Tenkuu-ken sedari awal. Jalan ceritanya memang harus begitu.
Kejutan Pada Akhir Serial Voltus V
Yang jelas emak pasti lebih senang saya menonton film ini, dibandingkan dengan kisah silat berseri "Memanah Burung Rajawali" yang mengeksploitasi kisah esek-esek "Bibi Lung" dan "Yoko."
Drama kisah serial ini tidak saja terjadi di bumi. Disebutkan juga bahwa planet Boazania sedang dalam keadaan sulit. Kaum yang tidak bertanduk melakukan pemberontakan terhadap penguasa bertanduk.
Pemerintahan tidak solid akibat banyaknya intrik politik yang terjadi. Ada karakter Zuhl yang dikisahkan berulang kali merencanakan pembunuhan terhadap Prince Heinell. Ada pula Jenderal Gururu yang berkonspirasi dengan Duke Zaki yang menginginkan posisi Prince Heinell.
Namun, di antara semua intrik politik yang paling menghebohkan adalah aib dari Prince Heinell sendiri. Ia ternyata adalah anak kandung dari pangeran La Gour, pengkhianat tak bertanduk yang melarikan diri ke bumi.
Sebelum melarikan diri, pengkhianat tersebut La Gour pernah menikah dengan wanita Boazania bernama Rosalia yang tidak lain adalah ibu kandung Prince Heinell.
Parahnya lagi, Prince Heinell tidak tahu bahwa sosok La Gour sebenarnya adalah musuh bebuyutannya sendiri, yaitu Dr. Kentaro Go. Dengan kata lain, pertempuran selama 40 episode melibatkan peperangan dari saudara tiri. Hal ini baru terungkap pada episode terakhir Voltus V.
Kehebohan Voltus-V
Selain menjadi "trending topic"Â pada zaman bapakmu, film ini ternyata juga menghebohkan negara tetangga Filipina. Film ini sempat dihentikan penayangannya atas instruksi langsung dari sang presiden saat itu, Ferdinand Marcos.
Alasannya karena film ini mengandung kekerasan dengan gaya tebasan pedang Tenkuu-ken. Untungnya di waktu itu, presiden Soeharto tidak ikut melarang peredaran fim ini. Jika tidak, maka artikel ini tidak akan tayang di Kompasiana.