Masturbasi pernah dianggap sebagai dosa besar bagi umat manusia. Bahkan kini beberapa keyakinan juga masih menganggapnya demikian. Sejarawan Thomas W. Laqueur mengatakan bahwa di awal abad 18, masturbasi dianggap sebagai penyakit baru yang memerlukan bantuan medis. Pada abad 19 gerakan anti masturbasi bahkan dikampanyekan secara besar-besaran.
Barulah pada abad 20, masturbasi mulai bisa diterima oleh masyarakat. Jadi menurut Laqueur, masturbasi telah mengalami transformasi dari perilaku yang dianggap menyimpang menjadi kegiatan seks yang normal.
Masyarakat pun lebih paham mengenai masturbasi. Edukasi tentang masturbasi bukanlah rangkaian untuk mengampanyekannya. Masturbasi memang normal, tapi jika bisa dikurangi itu jauh lebih bagus.
Berikut adalah fakta yang penting untuk diketahui bersama mengenai masturbasi;
Masturbasi untuk Pria dan Wanita
Jangan kira jika masturbasi hanya ranah kaum lelaki. Wanita pun bisa melakukannya. Kalau lelaki modelnya jelas, untuk wanita silahkan dieksplorasi sendiri.
Di zaman modern, berbagai jenis alat bantu sudah bisa dibeli. Meskipun ilegal di Indonesia, tapi di luar negeri masih tersedia bebas. Belanja on-line pun bisa dilakukan, dan selanjutnya terserah keberanian dan libido Anda.
Jumlah yang Wajar dalam Sehari
Batas masturbasi yang masih sehat sangat berbeda-beda tergantung dari orangnya. Dilansir dari consumerhealthdigest.com, belum ada pernyataan resmi dari para peneliti mengenai jumlah yang masih wajar.
Semuanya sangat bergantung pada kondisi fisik, asupan gizi, kandungan air dalam tubuh, hingga masalah mental. Walaupun demikian, para ahli telah melakukan survei atas kewajaran jumlah masturbasi harian. Hasilnya adalah 2 hingga 3 kali.
Manfaat Masturbasi
Pada dasarnya, masturbasi hampir mirip dengan kegiatan seksual pada umumnya. Kajian dari University of Michigan (2009), mengatakan bahwa ada tiga jenis hormon yang dilepaskan pada saat orgasme, yaitu dopamine, endorphin, dan oksitosin.