Masturbasi (baca: /o.na.ni/) bukan hal yang asing. Anda pasti tahu dan sudah sering mendengarkannya. Memalukan? Tidak, karena mungkin sudah pernah melakukannya.
Gak pernah? Lantas gimana jika si otong mengeras dan kamu belum juga kawin? Apa mau ditahan hingga bikin pening?
Gak ngaku? Lantas gimana kalau memey kebelet, sementara suami sedang berada nun jauh di sana?
Sudahlah, pada dasarnya masturbasi di zaman sekarang sudah tidak tabu lagi. Itulah mengapa artikel ini aku anggit. Dijamin tidak akan dibredel. Sebabnya mimin juga pasti sudah pernah "usap-usip buah manggis."
Bagi yang belum tahu apa yang sedang kita bahas, sumber (tribunnews.com) mengatakan, "masturbasi adalah stimulasi yang dilakukan sendiri di titik rangsangan untuk mencapai kepuasaan seksual hingga orgasme."
Intinya, kegiatan ini bisa dan biasa dilakukan bagi mereka yang kebelet. Terutama bagi yang belum ada pasangan atau pasangannya sedang tidak bersedia atau tidak tersedia untuk berhubungan badan.
Masturbasi juga adalah kegiatan seks yang sangat normal. Ia hanya akan menjadi tidak normal jika terjadi penyimpangan atau menganggu orang lain. Seperti menjadi kebiasaan atau dilakukan di tempat umum.
Jangan pula percaya mitos bahwa masturbasi bisa menimbulkan bulu di tangan, membuat tempurung lutut keropos, atau bahkan mandul. Ahli seksologi bahkan sangat menyarankan praktek masturbasi dilakukan untuk menjaga kemesraan antara pasangan.
Penelitian mengatakan bahwa rata-rata pria mengalami orgasme dalam enam detik dan wanita 23 detik. Hal ini berarti bahwa setiap satu kali orgasme wanita sama dengan empat kali orgasme pria.
Dengan masturbasi, masing-masing pasangan dapat memberikan stimulasi seks yang lebih panjang dan seimbang sebelum berhubungan badan.
Masturbasi pernah dianggap sebagai dosa besar bagi umat manusia. Bahkan kini beberapa keyakinan juga masih menganggapnya demikian. Sejarawan Thomas W. Laqueur mengatakan bahwa di awal abad 18, masturbasi dianggap sebagai penyakit baru yang memerlukan bantuan medis. Pada abad 19 gerakan anti masturbasi bahkan dikampanyekan secara besar-besaran.
Barulah pada abad 20, masturbasi mulai bisa diterima oleh masyarakat. Jadi menurut Laqueur, masturbasi telah mengalami transformasi dari perilaku yang dianggap menyimpang menjadi kegiatan seks yang normal.
Masyarakat pun lebih paham mengenai masturbasi. Edukasi tentang masturbasi bukanlah rangkaian untuk mengampanyekannya. Masturbasi memang normal, tapi jika bisa dikurangi itu jauh lebih bagus.
Berikut adalah fakta yang penting untuk diketahui bersama mengenai masturbasi;
Masturbasi untuk Pria dan Wanita
Jangan kira jika masturbasi hanya ranah kaum lelaki. Wanita pun bisa melakukannya. Kalau lelaki modelnya jelas, untuk wanita silahkan dieksplorasi sendiri.
Di zaman modern, berbagai jenis alat bantu sudah bisa dibeli. Meskipun ilegal di Indonesia, tapi di luar negeri masih tersedia bebas. Belanja on-line pun bisa dilakukan, dan selanjutnya terserah keberanian dan libido Anda.
Jumlah yang Wajar dalam Sehari
Batas masturbasi yang masih sehat sangat berbeda-beda tergantung dari orangnya. Dilansir dari consumerhealthdigest.com, belum ada pernyataan resmi dari para peneliti mengenai jumlah yang masih wajar.
Semuanya sangat bergantung pada kondisi fisik, asupan gizi, kandungan air dalam tubuh, hingga masalah mental. Walaupun demikian, para ahli telah melakukan survei atas kewajaran jumlah masturbasi harian. Hasilnya adalah 2 hingga 3 kali.
Manfaat Masturbasi
Pada dasarnya, masturbasi hampir mirip dengan kegiatan seksual pada umumnya. Kajian dari University of Michigan (2009), mengatakan bahwa ada tiga jenis hormon yang dilepaskan pada saat orgasme, yaitu dopamine, endorphin, dan oksitosin.
Keluarnya ketiga hormon ini dapat menurunkan kortisol atau hormon yang memunculkan stres. Tingkat kortisol yang tinggi bisa mengakibatkan peradangan, nafsu makan tidak teratur, insomnia, dan penyakit batin lainnya.
Selain itu, ketiga hormon ini juga bisa membantu memperlancar aliran darah, memberikan efek rileks pada bagian tubuh yang tegang, menghilangkan sakit kepala, hingga tidur lebih nyenyak.
Bahaya Masturbasi
Dari sisi mental, kamu akan menjadi orang yang terisolasi karena sering melamun. Kehidupan sosialmu akan terganggu, karena kamu terlalu sibuk sendiri. Begitu pula dengan kehidupan seksmu, dimana kegiatan seks normal akan membuatmu susah terangsang.
Solusi untuk Berhenti Kebiasaan Masturbasi
Isi waktu dengan berbagai kegiatan positif. Carilah hal-hal kecil yang bisa menyenangkan dirimu. Menekuni hobi baru, atau belajar ketrampilan baru.
Beberapa orang yang memiliki kebiasaan ini mungkin karena merasa kesepian dan tidak punya aktivitas menggairahkan lainnya. Perbanyak aktivitas kehidupan sosial akan mengalihkan fokusmu dan mengurangi kebiasaan masturbasi.
Kedua, Hindari Pornografi
Penyebab masturbasi berasal dari dua faktor, yaitu; dorongan internal, seperti libido yang membuncah dan adanya stimulus dari luar. Masturbasi akan menjadi berguna jika tubuh memberikan signal biologis.
Namun, jika berasal dari luar, komitmen sangat diperlukan. Salah satunya berasal dari pornografi. Apalagi di zaman sekarang sudah sangat mudah diakses. Jangan sampai aksi "elus pisangmu" tertangkap kamera dan menjadi viral.
Ketiga, Cari Bantuan Professional
Jika kebiasaan ini sudah menjadi akut, jangan segan untuk mencari bantuan tenaga professional yang bisa membantu dirimu keluar dari masalah. Psikolog yang berspesialisasi dalam masalah seksualitas mungkin bisa memberikan saran yang bagus. Proses terapi lainnya yang bisa menjadi pilihan adalah ahli hipnoterapis.
Jangan malu untuk mengungkapkan masalahmu. Banyak orang yang memiliki masalah yang sama.
Bahaya Laten Masturbasi
Orangtua harus ketat mendampingi dengan memberikan pengetahuan bahwa masturbasi tidak dilarang. Sembari memberikan konseling khusus dari sisi medis. Ingat masturbasi adalah bagian dari pendidikan seks yang tidak bisa diabaikan.
Jangan sampai kegiatan yang sudah pernah dilakukan, walau hanya sekali, akhirnya menimbulkan perasaan bersalah yang berlebihan. Akan sangat berbahaya jika menimbulkan depresi atau gangguan jiwa lainnya.
Bagaimana Aku Mengetahui Jika Sudah di Ambang Batas?
- Apakah kamu lebih memilih menghabiskan waktu dengan kocokan dan belaian tanganmu sendiri dibandingkan menghabiskan waktu bersama teman-temanmu?
- Apakah kamu sering kepikiran soal dampak dan efek masturbasi sampai-sampai membuatmu cemas?
- Apakah kamu sering terlambat sesuatu, ingkar/membatalkan janji atau lupa waktu karena kamu sibuk masturbasi?
- Apakah saking seringnya kamu masturbasi sampai membuat jadwalmu kacau dan rencana harianmu banyak yang berantakan serta tak terurus?
Jika kamu menjawab "ya" pada salah satu dari empat pertanyaan saja, berarti besar kemungkinan kamu telah menjadikan masturbasi sebagai aktivitas yang tidak sehat.
Selamat Berjuang!
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H