Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kamikaze, Aksi Patriotik atau Tindakan Teroris?

16 Februari 2021   05:26 Diperbarui: 16 Februari 2021   07:07 2976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tajikiri Onisihi (sumber: indozone.id)

Sadar bahwa ia tidak lagi memiliki banyak kesempatan, ia pun mengarahkan pesawatnya menyasar pangkalan Udara AS, Hangar 101. Serangannya berhasil meluluhlantakkan pangkalan udara tersebut. Aksi Liada pun dianggap sebagai serangan Kamikaze pertama tentara Jepang. 

Tajikiri Onisihi (sumber: indozone.id)
Tajikiri Onisihi (sumber: indozone.id)
Proses Kamikaze juga tidak berjalan semulus apa yang diduga. Banyak kritik dan penolakan yang terjadi di negara Jepang. Komandan Letnan Goro Nanaka musalnya. Ia menganggap kesuksesan misi ini sangat kecil dan hanya memboroskan aset. Kendati demikian, program ini tetap dijalankan dan Pertempuran Teluk Leyte (1944) menjadi saksi pertama aksi para pilot bunuh diri.

Sadar bahwa program ini menuai banyak kontroversi, Kaisar Hirohito tidak tinggal diam. Masih dari kesaksian Horiyama, ia mengingat saat Kaisar Hirohito mengunjungi unit pasukannya.

"Saya pikir kedatangan kaisar dengan kuda putihnya, merupakan tanda bahwa ia secara pribadi meminta kami untuk melayaninya dengan mematuhi perintah yang akan diberikan olehnya. Aku tahu bahwa aku tidak punya pilihan selain rela mati untuk dia," ucap Horiyama.

Kunjungan Kaisar Hirohito kepada unit pasukan ini dianggap sebagai dukungan moral dari tongkat komando tertinggi di Jepang. Kejadian ini tentu membawa perasaan bangga bagi keluarga yang akan ditinggalkan.

Namun, bukan namanya perang jika tidak kejam. Beredar sebuah rumor bahwa para pilot Kamikaze juga telah menjalankan sebuah program yang sangat keras di bawah ancaman yang sangat sadis.

Selain dilatih dengan kemampuan tempur yang mumpuni, mereka juga digembleng secara mental. Atau dengan kata lain, digembleng dengan ancaman.

Selama pelatihan, mereka sudah tidak bisa lagi bertemu dengan keluarga. Tidak ada jalan mundur, mereka harus rela mati tanpa terkecuali. Bagi yang membangkang, seluruh keluarga mereka akan dipenggal oleh tentara kekaisaran Jepang sebagai hukuman.

Ilustrasi Kaisar Hirohito menunggang kuda putih (sumber: tribunnews.com)
Ilustrasi Kaisar Hirohito menunggang kuda putih (sumber: tribunnews.com)
Puncak kejayaan pertempuran Kamikaze berada pada pertempuran Okinawa 6 April 1945. Kala itu pasukan Kamikaze menyerbu Amerika dari segala penjuru secara intens.

Bom dihujamkan. Pesawat dibenturkan. Serangan bertubi-tubi datang dari berbagai penjuru tanpa ampun kepada pasukan Amerika. Kekuatan Amerika turun drastis. 9 kapal tenggelam, 78 lainnya rusak. Serangan ini mampu menjatuhkan mental pasukan Amerika Serikat.

Hingga akhirnya pada 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito mengumumkan akhir perang. Jepang menyerah kepada sekutu ketika Hiroshima dan Nagasaki dihancurkan oleh bom atom dari Amerika Serikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun