7 Februari adalah Hari Santet Sedunia, itulah yang sempat beredar di whatsapp grup komunitas KPB. Om gugle tidak menampilkannya, Tersebab adminnya sudah disantet agar diam-diam saja.
Percaya atau tidak, marilah kita anggap demikian adanya. Jika tidak, maka nasionalisme perlu dipertanyakan. Percaya santet atau tidak, ia telah menjadi bagian dari budaya Indonesia.
Mungkin kita menganggap bahwa santet adalah hal mengerikan yang harus dijauhi, tapi sejarah mengatakan berbeda. Konon awal mula santet digunakan untuk hal-hal yang positif.
Menurut Logika Komunitas Universal (LSU) yang dimabil dari sumber solotrust.com, di zaman Gajah Mada, santet digunakan untuk mengirim makanan para prajurit yang tengah berada di medan perang.
"Makanan dikirim dari jauh kemudian dimasukkan ke perut para prajurit yang sedang bertempur di tengah lautan atau di medan laga,"Â ujar Kang Darwin, salah satu anggota LSU.
Namun, ketika Belanda berhasil menguji kemampuan para ahli santet dengan meminta mereka untuk memindahkan benda-benda tajam ke dalam perut binatang, para dukun tersebut dibunuh. Belanda menyadari bahaya yang bisa dilakukan oleh para dukun santet bagi diri mereka.
Akan tetapi, tetap saja berita tersebut cepat tersebar, sehingga para dukun yang masih hidup mendapat ide baru. Mereka menyalahgunakan santet. Hingga kini kegunaan santet dikenal hanya untuk menyakiti orang, bukan memberi manfaat.
Hal senada juga diutarakan oleh sejarawan Edi S. Ekadjati, yang dikutip dari buku karya A. Masruri yang berjudul The Secret of Santet (2010). Menurut Edi, santet adalah warisan masa lalu yang masih bertahan hingga kini.
**
Tak dapat dipungkiri bahwa santet masih menjadi bagian dari kepercayaan bangsa Indonesia hingga sekarang. Ambil contoh saja, beberapa istilah yang berhubungan dengan magis masih melekat hingga sekarang.
Selain gelar bumi Blambangan, kota Banyuwangi juga dikenal dengan nama "Kota Santet." Hal ini berhubungan dengan banyaknya praktik perdukunan di kota ini. Sebuah peristiwa yang bernama "geger santet (1998)," memakan korban 100 orang lebih yang dibunuh secara sadis karena diduga memiliki ilmu santet. Mulai dari dipenggal hingga diarak keliling kota.
Gelar sebagai kota dukun tidak didapat begitu saja. Pati memiliki sejarah panjang dengan dunia gaib. Di kota ini ada banyak makam tokoh spiritual legendaris di Jawa, seperti Sunan Kalijaga, Syekh Jangkung, Sunan Kudus, dan Sunan Muria.
Berbicara mengenai ilmu santet di pulau Jawa, masyarakat tidak boleh lupa dengan eksistensi Suku Baduy, Banten. Mendapatkan gelar sebagai salah satu suku dalam, saat ini Suku Baduy mulai makin terbuka terhadap masyarakat luar.
Namun, Suku Baduy tidak seseram apa yang terdengar. Mereka adalah warga yang sangat ramah. Tapi, jangan coba-coba bikin masalah. Jika ada adat istiadat yang dilanggar, dijamin berbagai peristiwa menyeramkan akan datang menghampiri.
Santet dan ilmu hitam tidak hanya popular di pulau Jawa saja. Beberapa tempat dan suku daerah di Nusantara ini juga memiliki kisah yang tidak kalah seram.
Di Sulawesi Selatan, tempat penulis berada sebagai contohnya. Ada suku Kajang Ammatoa yang terkenal selalu mengenakan baju berwarna hitam-hitam. Warna hitam sendiri bermakna kesederhanaan, kesetaraan, dan juga kematian yang bisa kapan saja datang menghampiri.
Legenda ilmu dari daerah ini bernama doti kajang. Kisahnya cukup menggetarkan. Konon yang jago bisa membuat kepala seseorang lembek bagai dodol. Cukup bisa bikin orang merinding hingga nyawa melayang.
Konflik Sampit pada tahun 2001 yang melibatkan kerusuhan antar etnis Dayak dan Madura memasyhurkan kemampuan ilmu gaib suku Dayak. Banyak kisah beredar, meskipun tidak sepenuhnya benar.
Namun, kekuatan ilmu gaib Suku Dayak juga sudah tersebar ke seantero Nusantara. Salah satu yang penulis paling sering dengar adalah mandau terbang. Mandau ini adalah sejenis senjata tradisional Suku Dayak.Â
Selalin Mandau terbang, penulis pernah mendengarkan kisah dari seorang kawan. Konon ada seorang lelaki asing yang menghamili gadis Dayak. Namun, karena tidak mau bertanggung jawab, akhirnya ia kabur dari desa sang gadis.
Ilmu ramuan buluh perindu dengan mudahnya membawa pulang sang lelaki. Sebabnya alat kelamin yang dibanggakan dengan segera hilang dan pindah ke dalam toples.
Berpindah ke daerah paling timur Indonesia, kita berkunjung ke daerah tempat tinggal Suku Asmat di Papua. Memunculkan barang yang hilang dan mendatangkan petir, hanya sebagian dari kesaktian yang dimiliki oleh orang jago Suku Asmat.
Suku Asmat adalah suku yang ramah, tapi jangan sesekali merusak alam dan membuat mereka tersinggung. Tersebab "hadiah" yang akan dikirim adalah sakit misterius, miskin mendadak, kecelakaan maut, dan masih banyak lagi.
Bagi mereka merusak alam sama dengan merusak tempat tinggal para dewa. Mungkin filsafat ini bagus juga diberlakukan bagi mereka yang masih senang membuang sampah sembarangan.
**
Kembali lagi kepada apakah perlu kita memperingati Hari Santet Sedunia? Mungkin tidak, meskipun santet masih menjadi bagian dari budaya Nusantara.
Tapi, tahukah kamu bahwa pada tahun 2006, seorang Indonesia yang bernama Prof. Sorimangaraja Sitanggang dilantik sebagai Ketua Paranormal Sedunia di Munich, Jerman?
Nah, siapa bilang santet Indonesia tidak menorehkan prestasi di dunia? Masihkah anda berpikir untuk mengabaikan Hari Santet Sedunia? Atau bisa jadi ada bagusnya juga untuk menetapkan Hari Santet Nasional? Agar semakin banyak lagi paranormal yang mampu menorehkan prestasi dunia seperti Prof. Sorimangaraja Sitanggang.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H