Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Santet Sedunia, Perlukah Dirayakan?

9 Februari 2021   15:00 Diperbarui: 9 Februari 2021   15:47 1860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Prof. Sorimangaraja Sitanggang (sumber: tobatabo.com)

Selain gelar bumi Blambangan, kota Banyuwangi juga dikenal dengan nama "Kota Santet." Hal ini berhubungan dengan banyaknya praktik perdukunan di kota ini. Sebuah peristiwa yang bernama "geger santet (1998)," memakan korban 100 orang lebih yang dibunuh secara sadis karena diduga memiliki ilmu santet. Mulai dari dipenggal hingga diarak keliling kota.

Ilustrasi Suku Osing Banyuwangi (sumber: phinemo.com)
Ilustrasi Suku Osing Banyuwangi (sumber: phinemo.com)
Lain lagi halnya dengan julukan "Kota Dukun" bagi daerah Pati di Jawa Tengah. Bukan hanya sekedar gelar, Anda bisa menemukan banyak baliho besar menawarkan jasa perdukunan yang bertebaran di seluruh penjuru kota. Setiap akhir pekan, ratusan tamu datang dari luar. Mereka adalah pasien yang mencari jasa dukun di kota tersebut.

Gelar sebagai kota dukun tidak didapat begitu saja. Pati memiliki sejarah panjang dengan dunia gaib. Di kota ini ada banyak makam tokoh spiritual legendaris di Jawa, seperti Sunan Kalijaga, Syekh Jangkung, Sunan Kudus, dan Sunan Muria.

Lukisan Sunan Kalijaga (sumber: akurat.co)
Lukisan Sunan Kalijaga (sumber: akurat.co)
Di kota ini juga, Boss Eddy seorang paranormal terkenal mendirikan markas besar "Panguyuban Paranormal Indonesia," dan Ki Umar mendirikan "Yayasan Swakarsa." Dalam perkembangganya Swakarsa telah berhasil menghimpun 6000 anggota, dan 1300 di antaranya aktif berbisnis paranormal di berbagai daerah.

Berbicara mengenai ilmu santet di pulau Jawa, masyarakat tidak boleh lupa dengan eksistensi Suku Baduy, Banten. Mendapatkan gelar sebagai salah satu suku dalam, saat ini Suku Baduy mulai makin terbuka terhadap masyarakat luar.

Foto Suku Baduy (sumber: beritasatu.com)
Foto Suku Baduy (sumber: beritasatu.com)
Namun, mereka tetap melestarikan urusan ghoib. Banyak orang yang berkunjung ke sini untuk mempelajari berbagai macam ilmu magis, seperti meramal masa depan, pelet, santet, debus, hingga ilmu kebal senjata.

Namun, Suku Baduy tidak seseram apa yang terdengar. Mereka adalah warga yang sangat ramah. Tapi, jangan coba-coba bikin masalah. Jika ada adat istiadat yang dilanggar, dijamin berbagai peristiwa menyeramkan akan datang menghampiri.

Santet dan ilmu hitam tidak hanya popular di pulau Jawa saja. Beberapa tempat dan suku daerah di Nusantara ini juga memiliki kisah yang tidak kalah seram.

Di Sulawesi Selatan, tempat penulis berada sebagai contohnya. Ada suku Kajang Ammatoa yang terkenal selalu mengenakan baju berwarna hitam-hitam. Warna hitam sendiri bermakna kesederhanaan, kesetaraan, dan juga kematian yang bisa kapan saja datang menghampiri.

Ilustrasi Suku Amatoa Kajang (sumber: akurat.co)
Ilustrasi Suku Amatoa Kajang (sumber: akurat.co)
Suku ini percaya jika mereka tinggal di Tana Toa (tanah tertua) yang diciptakan Tuhan bumi pertama kali. Letaknya di pedalaman kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Legenda ilmu dari daerah ini bernama doti kajang. Kisahnya cukup menggetarkan. Konon yang jago bisa membuat kepala seseorang lembek bagai dodol. Cukup bisa bikin orang merinding hingga nyawa melayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun