Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Naskah Asli "Alice in Wonderland," Kampanye Narkoba dan Literasi Porno Pertama di Dunia?

2 Februari 2021   18:19 Diperbarui: 2 Februari 2021   18:33 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak tahu kisah "Alice in Wonderland?" Minimal jika belum pernah membaca atau menontonnya, pasti sudah pernah mendengarkannya.

Kisah yang berjudul asli "Alice's Adventure in Wonderland" ini adalah buku dongeng pengantar tidur anak. Penulisnya adalah Lewis Carrol dan diterbitkan pertama kali pada tahun 1865.

Kisah dongeng ini masuk dalam daftar karya sastra Inggris klasik dan merupakan salah satu karya yang telah banyak dikenal di dunia yang hingga kini buku ini masih saja dicetak.

Kekuatan dari karya sastra ini terletak pada perumpamaan-perumpamaan tersembunyi yang dihadirkan melalui tokoh dan kejadian dalam kisah. Pintu rahasia, kue ajaib, kucing yang menyeringai, kura-kura yang bernyanyi. Semuanya mampu merangsang imajinasi anak terhadap dunia fantasi. 

Namun, mana disangka jika selama beberapa dekade terakhir, banyak kritikus dan pengamat yang mulai membuka tabir kelam pada kisah anak ini. Ditenggarai perumpamaan tersembunyi menyimpan hal yang jauh lebih ruwet dari pikiran anak kecil.

Tuduhan yang dilayangkan adalah adanya serangkaian cerita alternatif yang menuju kepada seks, narkoba, penjajahan, bahkan sindrom penyakit-penyakit mental.

Hubungan Tidak Wajar Lewis Carrol dan Alice Liddell

Semuanya berawal dari perjalanan di Sungai Thames, London. Ketika itu sang pengarang yang bernama asli Charles Dodgson mengisahkan sebuah dongeng kepada seorang anak perempuan yang bernama Alice Liddell dan saudara perempuannya.

Foto Alice Liddell (sumber: wikipedia)
Foto Alice Liddell (sumber: wikipedia)
Kisah tersebut begitu menarik, sehingga Alice meminta Dodgson untuk menuliskan ceritanya. Di sinilah awal dari penulisan buku Alice in Wonderland, di mana Dodgson mengubah namanya menjadi Lewis Carrol.

Akan tetapi, hubungan tidak sesederhana yang dikisahkan. Menurut pemikiran modern, ada sesuatu yang tidak beres antara Alice dan Dodgson. Walaupun tidak ada sejarah yang mencatat ada yang tercela di antara hubungan tersebut.

Sulit untuk tidak mempertanyakan seorang pria berumur yang sangat gembira ketika teman-teman kecilnya duduk di pangkuannya untuk foto bersama, bahkan dengan pakaian yang tidak lengkap untuk ukuran zaman victoria.

Foto Dodgson dan seorang gadis kecil (sumber: misshavishamstea.com)
Foto Dodgson dan seorang gadis kecil (sumber: misshavishamstea.com)
Alice adalah seorang putri dekan di Christ Chucrh, sedangkan Dodgson adalah dosen matematika. Kelihatannya normal, masalahnya Alice bukan satu-satunya gadis kecil yang akrab dengan sang dosen.

Kisah Seks Terselubung

Para kritikus mengungkapkan banyaknya ilustrasi terkait ginekologi. Lubang dan anak kunci ditafsirkan sebagai hubungan seks, dan sang ulat digambarkan sebagai penis.

Alice in Wonderland (sumber: id.aliexpress.com)
Alice in Wonderland (sumber: id.aliexpress.com)
Sejumlah pihak juga menafsirkan melarnya leher Alice sebagai proses ereksi. Lalu, bagian dimana Alice harus mengipas-ngipas dirinya untuk kembali menciut, disusul dengan air matanya yang asin dan menggenang hingga ke dagunya, dikiaskan sebagai masturbasi.

Lebih parah lagi, karakter Alice digambarkan sebagai seseorang yang cemburu kepada kaum pria karena memiliki penis. Dalam dunia psikologi, kondisi kejiwaan ini dikenal dengan istilah "penis-envy."

Propaganda Narkoba Terselubung

Salah satu penulis favorit Dodgson adalah Thomas De Quincey. Ia adalah seorang anggota "Confessions of an English Opium Eater," alias komunitas yang mempropagandakan konsumsi opium (sejenis narkoba).

Memang tidak ada bukti jika Dodgson pernah bermain-main dengan narkoba, tapi bukan namanya kritikus jika tidak melihat kejanggalan.

Kisah Alice dilanjutkan dengan keberadaan seekor ulat yang sedang menghisap hookah (hisapan uap tembakau) sambil duduk di atas jamur. Mungkin tidak ada hubungannya dengan opium, tapi para pencinta narkoba terlanjur menafsirkannya dengan keadaan teler berat.

Alice in Wonderland (sumber: carleton.edu)
Alice in Wonderland (sumber: carleton.edu)
Bahkan lagu sang White Rabbit gubahan Jefferson Airplane yang mengaku terinspirasi dari kisah Alice in Wonderland ini seakan-akan menegaskan tafsiran ini.

"Remember what the Dormouse said / Feed your head, feed your head."

"Ingatlah apa yang sang tikus katakana / Suaplah kepalamu."

Lagu yang sangat terkenal di era 1960an ini oleh banyak pihak digambarkan sebagai pesan terselubung kampanye Narkoba di Amerika Serikat saat itu.


Image sebagai kisah dongeng yang mempromosikan narkoba juga ditegaskan pada film Matrix (1999). Salah satu kalimat pada potongan film ini berisikan,

"Kalau kamu menelan pil biru, usailah kisahnya, kamu terbangun di ranjang dan mempercayai apapun yang kamu ingin percaya."

"Kalau kamu menelan pil merah, kamu tetap berada di Wonderland, dan saya akan menunjukkan kepadamu betapa dalamnya lubang sarang kelinci itu."

Unsur Politik Praktis

Pandangan Dodgson terhadap Ratu Victoria tidak terlalu jelas, meskipun sang Ratu menyenangi bukunya. Banyak pengamat yang menghubungkan kisah pada "Alice in Wonderland" ini sebagai bentuk pandangan politik Dodgson sendiri.

Sistem hukum yang kacau balau pada zaman Ratu Victoria dilambangkan dengan suasana aneh tempat Alice terdampar. Dalam kisah juga disebutkan bagaimana Alice mendulang bencananya sendiri ketika mencoba memaksakan nila-nilainya sendiri kepada kaum pribumi. Menurut pengamat, hal ini dikiaskan sebagai protes Dodgsong terhadap proses kolonialisme di zaman Victoria.

Foto Ratu Victoria (sumber: id.rbth.com)
Foto Ratu Victoria (sumber: id.rbth.com)
Satu hal yang menarik, Dodgson adalah dosen matematika. Tidak heran jika ceritanya ditaburi dengan perumpamaan aritmetika dan geometri. Alice ditantang memecahkan rangkaian teka-teki oleh Mad Hatter. Ternyata pada akhirnya jawaban teka-teki tidak berguna dan tidak ada jawabannya.

Latar belakang Dodgson membuat dirinya adalah seorang yang logis. Namun, Wonderland adalah dunia yang penuh dengan hal-hal yang tidak logis. Dan mungkin pesan terpenting Dodgson bagi generasi mendatang adalah;

Dunia adalah tempat yang edan, dan semua harapan hanya akan membawa frustasi. Dengan begitu banyaknya teori, pada akhirnya kita akan bingung seperti Alice.

Tokoh Mad Hatters yang diperankan oleh Johnny Depp (2010). Sumber: youtube.com
Tokoh Mad Hatters yang diperankan oleh Johnny Depp (2010). Sumber: youtube.com
Semoga saja para kritikus dan pengamat salah menafsirkan cerita dongen Alice in Wonderland ini. Jika tidak, maka kita harus menerima fakta bahwa alam bawah kita telah "diperkosa" untuk menerima konsep moralitas bobrok.

Namun, menurut penulis, Dodgson hanyalah seorang visioner pencinta anak kecil. Ia sama sekali tidak bermaksud untuk menyelundupkan kampanye negatif ke dalam otak anak kecil.

Adalah para pengamat ambisius dan kritikus yang telah berubah menjadi politikus dengan mengungkapkan semua teori misterius ini. Sebagaimana ungkapan Dodgson dalam kutipannya;

"If everybody minded their own business, the world would go around a great deal faster than it does."

"Jika semua orang mengurusi urusannya masing-masing, dunia akan menjadi hebat lebih cepat daripada sekarang."

Referensi: 1 2 3

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun