Kalau dulu otak seharusnya menyimpan fakta yang penting untuk diingat, sekarang justru lebih mudah mengingat di mana informasi tersebut bisa diakses di internet.
Intinya, digital amnesia membuat Anda akan menjadikan internet sebagai tempat pertama untuk mencari jawaban atas apa pun. Jika ada yang ingin diketahui, maka Anda tidak akan repot-repot mengingatnya lagi. Ada om Google!
Efek lanjutannya, Anda tidak akan berusaha untuk menyimpan hal tersebut pada memori otak. Anda akan dengan sangat mudah melupakannya dengan asumsi bahwa informasi tersebut tidak akan pernah hilang.
Inilah yang menjelaskan mengapa Anda masih bisa mengingat nomor-nomor telpon yang Anda hapal di usia muda, meskipun sat ini sudah jarang menghubunginya. Sebaliknya, Anda hampir nyaris tidak mengingat nomor-nomor telpon dari orang yang Anda kenal di usia dewasa.
Singkatnya, kemudahan teknologi membuat otak menjadi kurang terlatih dalam mengolah informasi mentah menjadi sebuah memori, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Semakin jarang diasah, fungsi otak dalam memproses memori jangka panjang akan semakin menurun. Padahal memori jangka panjang sangat penting dalam membentuk jati diri.
Memori jangka panjang akan membantu seseorang menjadi lebih pengalaman, lebih waspada, lebih sigap, lebih tangkas, dan lain sebagainya.
Mengingat pentingnya menjaga ingatan kita, maka ada baiknya untuk melatih ingatan kita setiap hari agar fungsi otak bisa bekerja secara maksimal:
Satu Informasi Setiap Hari
Satu informasi saja sudah cukup untuk melatih otakmu agar tidak "buntu." Kalau sudah mahir, tingkatkan tantangan dengan memperbanyak jumlah informasi yang kamu hapal.
Otak akan mengubah memori jangka pendek menjadi panjang jika kita terus-menerus mengulang informasi tersebut. Saat informasi sudah masuk dalam bagian memori jangka panjang, maka ia akan selamanya berada di sana selama bertahun-tahun lamanya.