Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orang Bijak Minum Jamu, Orang Hebat Baca Jampi, Orang Pintar Pakai Jimat

24 Januari 2021   13:29 Diperbarui: 24 Januari 2021   13:46 1662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bakul jamu (sumber: kompasiana.com/leya21951)

Selain itu, di Yogyakarta dan Surakarta, alat pembuat jamu lainnya juga marak ditemukan. Relief-relief Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Brambang, banyak mengisahkan kesaktian para pendekar dan petinggi kerajaan yang diperoleh dari ramuan herbal.

Gambar relief obat herbal di salah satu candi di Indonesia (sumber: kumparan.com)
Gambar relief obat herbal di salah satu candi di Indonesia (sumber: kumparan.com)
Di zaman kolonial, pada saat ilmu pengobatan modern pertama kali masuk ke Indonesia, tradisi minum jamu mengalamai degradasi. Kampanye obat-obatan bersertifikat berhasil mengubah pola masyarakat Indonesia. Jamu dipertanyakan, akan bukti kekhasiatannya terhadap kesehatan.

Di zaman penjajahan Jepang, tradisi minum jamu kembali populer dengan terbentuknya Komite Jamu Indonesia. Dengan perkembangan teknologi, jamu pun berasimilasi. Jamu mulai banyak ditemukan dalam bentuk pil, tablet, dan juga bubuk instan yang mudah diseduh.

Di tahun 1974 hingga 1990, dikenallah istilah Fitofarmaka, alias industri jamu. Pembinaan dan dukungan oleh pemerintah meramaikan tumbuh maraknya industri ini secara masif.

Sayangnya perkembangan teknologi ini membuat semakin sedikit generasi muda yang ingin mempelajari cara membuat jamu. Bagi mereka jamu tiada lain hanyalah sachetan pelengkap yang dapat dengan mudah diperoleh di mini market terdekat.

Jamu adalah warisan turun-temurun yang berasal dari budaya Nusantara asli. Jamu memiliki banyak faedah. Bukan hanya dari sisi kesehatan saja, tetapi juga makna filosofis yang terkandung di dalamnya.

Foto bakul jamu (sumber: greak-nafas.blogspot.com)
Foto bakul jamu (sumber: greak-nafas.blogspot.com)
Bagi penulis, memahami ilmu jamu sama seperti menguasai mantra kuno nan sakti. Memahami pola berpikir para buyut, sama seperti berkomunikasi dengan ruh para leluhur akan kearifan budaya lokal ratusan tahun yang lalu.

Siapa tahu saja, di antara ilmu kuno tersebut, terdapat rahasia yang mampu memberikan kesaktian pendekar sakti dari zaman Majapahit? Mana tahu proses pembuatan jamu juga melibatkan banyak jampi-jampi sakti?

Ngomong-ngomong tentang jampi, tahukah kamu jika Jamu berasal dari dua kata Jawa Kuno, yaitu Djampi dan Oesodo, yang berarti "Penyembuhan-Kesehatan"

Tidak semua orang yang dianggap mampu memberikan Djampi-Oesodo ini. Hanyalah orang terpilih yang memiliki resep warisan dan keahlian turun temurun. Tidak heran jika posisi ini dianggap sakti oleh masyarakat.

Begitu pula dengan kata "Jampi-Jampi," yang seharusnya berarti pengobatan ini kemudian berkembang menjadi, "kata-kata atau kalimat yang dibaca atau diucapkan, dapat mendatangkan daya gaib (pengobatan)." (KBBI).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun