Vaksinasi disebut sebagai tindakan yang paling mudah untuk menangkal berbagai penyakit berbahaya. Bukan hanya corona saja, berbagai jenis penyakit lainnya, seperti cacar, polio, atau rabies.
Cara vaksin meningkatkan antobodi adalah dengan menggunakan virus, kuman, dan bakteri yang telah dilumpuhkan. Cara ini sudah terbukti aman dan tidak akan menimbulkan gangguan kesehatan yang buruk.
Sebenarnya cara pemberian vaksin tidak semuanya melalui suntikan. Bisa juga diberikan melalui mulut (oral) atau disemprotkan melalui hidung.
Metode melalui hidung sudah sangat jarang dilakukan. Sementara melalui oral tidak dilakukan bagi vaksin Covid-19, karena tidak efektif.
Menurut Tonang Dwi Ardiyanto, seorang Ahli Patologi Klinis, "hal ini berkaitan dengan waktu uji coba yang terbilang cukup mendesak."
Namun, proses ini tidak akan mengurangi efektivitas kandungan vaksin. "Yang penting adalah vaksin yang diberikan, bukan proses pemberiannya,"Â Ujar Tonang lagi.
Mengapa Vaksin Corona Harus Disuntik Dua Kali?
Ahli penyakit menular dari UCLA Health, Amerika Serikat, Otto Yang, menjelaskan bahwa dengan memberikan lebih dari satu dosis vaksin, akan memperbesar kemungkinan sistem imun tubuh untuk mengenal dan menangkal virus.
Vaksianasi dua kali memberi kesempatan sistem imun tubuh untuk memproduksi lebih banyak antibodi, agar tubuh memiliki "ingatan" yang cukup kuat dan lama terhadap virus setelah terpapar.
Sebabnya, sel memori tidak bertahan lama. Pemberian vaksin dua kali memberi tubuh lebih banyak paparan antigen, yang akan meransang lebih banyak sel memori. Dengan demikian, imun tubuh akan lebih efektif di masa depan.
Hal yang sama juga diungkapkan Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain LIPI, Wien Kusharyato. Menurutnya;
"Suntikan pertama untuk memicu respons kekebalan awal terhadap vaksin yang diberikan. Suntikan kedua dapat meningkatkan kekuatan respons imun yang sebelumnya sudah terbentuk,"