Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bantuan Uang atau Barang, yang Mana Lebih Tepat bagi Korban Bencana Alam?

16 Januari 2021   20:53 Diperbarui: 17 Januari 2021   07:42 1984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun membawa nama organisasi atau lembaga yang kedengarannya familiar, tetap masalah tanggung jawab pribadi masih perlu pembuktian. Pastikan kamu mengetahui latar belakang sebelum menyumbang. Hal ini untuk memastikan agar setiap donasi bermanfaat.

Foto Gempa Sulbar (sumber: jawapos.com)
Foto Gempa Sulbar (sumber: jawapos.com)

Hindari Berdonasi karena Tidak Enak

Ada semacam rasa tidak enak jika tidak berdana. Begitulah perasaan yang sering muncul di saat bencana sedang viral. Akhirnya, daripada tidak sama sekali, uang yang ada di kantong pun langsung diberikan kepada yang kira-kira dianggap bisa meyalurkan.

Gempa di Sulbar baru saja berlangsung sehari, sudah ada 3 organisasi dan komunitas yang meminta sumbangan kepada penulis. Ini menjadi hal yang sangat biasa terjadi. Maksudnya sih baik, karena tindakan cepat perlu dilakukan.

Namun, apakah komunitas tersebut memang memiliki pengalaman menyalurkan sumbangan? Atau hanya sekadar ikut-ikutan saja? Penulis berpikir, daripada menyumbangkan dana kepada komunitas tersebut, mengapa tidak langsung saja ke rekening donasi yang lebih umum. Toh tujuannya juga sama bukan?

Yang harus dihindari adalah berdonasi atas dasar tidak enakan. Jangan atas nama pribadi atau sebagai anggota komunitas, hingga sumbangan menjadi salah arah.

Atur Waktu Donasi

Bencana alam hanya sekejap, tetapi dampaknya bisa makan waktu bertahun-tahun lamanya. Mispersepsi yang terjadi di masyarakat adalah pada saat bencana baru saja meruak. di sanalah saat yang tepat untuk berdonasi.

Ada sebuah ide yang menarik. Jika kamu sudah berencana mengalokasikan dana bagi korban bencana, maka lakukanlah secara bertahap. Idealnya, durasi donasi harus bisa berlangsung selama masa pemulihan yang membutuhkan waktu. Wajarnya, setahun.  

Masa pemulihan termasuk pembangunan infrastruktur dan hak untuk hidup kembali secara normal. Menurut informasi seorang sahabat, kejadian tsunami Palu Donggala yang telah berlangsung hampir 3 tahun, masih menyisakan banyak korban yang hidup tak layak dan terlupakan.

Foto Gempa Sulbar (sumber: cnnindonesia.com)
Foto Gempa Sulbar (sumber: cnnindonesia.com)

Bagaimana jika Dana yang Disumbangkan Dikorupusi?

Menurut penulis sih, jika sudah beramal, apa pun hasilnya diiklhaskan saja. Kita tidak mentolerir tindakan korupsi. Namun di sisi lain, korupsi masih menjadi PR terbesar di negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun