Namun ingat, masakan yang lezat memerlukan chef yang andal.
Kamu bisa menambah skillmu melalui banyak-banyak membaca dan mencari referensi tentang keilmuan menulis. Beberapa nama Kompasianer yang bisa saya sarankan adalah 1) Khrisna Pabichara, 2) Ruang Berbagi (Bobby), 3) I Ketut Suweca, dan 4) Himam Miladi. Â Â
Selain itu, aktifkan dirimu dengan menghadiri berbagai jenis acara, seperti blogshop yang diselenggarakan oleh Kompasiana, atau mengikuti kelas menulis sederhana macam "Menulis Bersama Khrisna Pabichara" yang diselenggarakan oleh KPB alias komunitas Kompasianer Penulis Berbalas.
Kedua, Menjual Produk yang Jarang di Pasaran
Sila baca tautan yang pernah saya tulis di sini. Judulnya adalah; "Kubagikan Jimat Sakti bagi Kompasianer Melalui Tulisan ini."
Spesialisasi adalah kunci. Anda bisa saja datang dari berbagai jenis profesi, tetapi ketekunan dalam mencari dan mendalami sebuah topik yang menjadi kedahagaan, akan sangat membantu dirimu untuk dikenang sebagaimana adanya.
Kompasianer Tonny Syariel adalah seorang konsultan perjalanan. Pengetahuannya tentang dunia wisata tak perlu diragukan lagi. Namun hobinya memotret dapat membawa artikelnya pada jejeran "auto AU."
Kompasianer David Abdullah yang menurut asumsiku adalah Kaum Rebahan, mampu membawa sepak bola menjadi sebuah cerita yang tidak umum. Belum lagi teorinya tentang kekinian yang jarang diketahui oleh kaum kolonial, membuat diriku langsung merasa lebih muda 10 tahun setelah membacanya.
Kompasianer Khrisna Pabichara, sang tukang titik koma. Pengetahuan kepenulisannya mencapai tingkat fatwa. Namun keihlasannya berbagi melebihi kekuatan dewa. Akhirnya, apapun yang ditulis selalu ditunggu-tunggu.
Gaya penulisan juga bisa menjadi sebuah kekuatan. Untuk itu, Engkong Felix Tani dengan Kenthirismenya lah yang paling oke. Silahkan berkunjung ke lapaknya sendiri, karena diriku tidak mau kuwalat dengan salah satu guruku ini. Pelan-pelan ya, dia lagi bobok siang.
Masih banyak contoh yang bisa kuberikan, sayangnya tulisan ini bisa kepanjangan.