Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Filosofi Yin-yang dalam Masakan China, Resep Rahasia Tiada Tara

10 Januari 2021   12:34 Diperbarui: 10 Januari 2021   12:55 1376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menu Buddha Jumps Over The Wall (sumber: foodindicator.com)

Filsafat ini mengajarkan bahwa pada dasarnya semua materi di bumi tidak saja mengandung unsur Yin-yang, tapi juga merupakan keterwakilan dari ke lima elemen, yaitu Logam, kayu, Air, Api, dan Tanah.

Dari kelima elemen ini, muncullah ide tentang adanya lima rasa, yaitu; pahit, manis, pedas, asin, dan asam. Rasa ini kemudian dibagi lagi menjadi dua kelompok besar Yin-yang, dimana rasa manis dan pedas dianggap sebagai unsur Yin, sementara pahit, asin, dan asam adalah unsur Yang.

Filsafat Lima elemen Wu-xing juga memaknai warna pada bahan masakan, yaitu merah (api), kuning (logam), putih (tanah), biru (api), dan hijau (kayu). Warna ini kemudian menjadi faktor perimbangan kehadiran dari kelima unsur, baik dari sisi bahan yang digunakan, maupun tampilan masakan yang disajikan.

Faktor lainnya lagi berasal dari karakteristik bau, rasa, dan nilai gizi. Bagi masyarakat Tionghoa, lima organ utama dari tubuh (limpa, paru-paru, ginjal, hati, dan kantung empedu) disebutkan memiliki lima rasa yang berbeda dan juga memiliki fungsi khusus bagi kesehatan tubuh manusia.

Bagaimana Filsafat China Kuno diterapkan pada Makanan China?

Intinya setiap masakan harus bisa mengandung kedua unsur dan lima elemen ini secara merata. Caranya bisa berupa penyajian, seperti makanan berkuah harus disajikan dengan makanan yang dibakar. Bisa juga berupa bahan yang digunakan dalam satu jenis masakan, seperti gorengan (Yang) dalam kuah asam-manis (Yin).

Begitu pula dengan tekstur dan cara memasak. Gabungan harus berasal dari bahan berbeda sehingga mampu menghasilkan keseimbangan dalam rasa (manis, pedas, pahit, asam, dan asin).

Koki yang andal juga akan memperhatikan tampilan akhir dari penyajian. Keseimbangan warna harus terjaga. Misalnya daging yang bewarna kecoklatan, sebaiknya disajikan dengan warna sayuran yang kontras, seperti tomat merah, paprika kuning, atau sawit hijau.

**

Kembali kepada suasana di Restoran New Garden, Pullman, Washington, Amerika Serikat, 1992.

Kami akhirnya memesan "Buddha Jumps Over The Wall." Sebabnya, dari keempat pilihan yang tersedia, menu inilah yang memiliki nama yang paling lucu.

Menu Buddha Jumps Over The Wall (sumber: foodindicator.com)
Menu Buddha Jumps Over The Wall (sumber: foodindicator.com)
Setelah menunggu cukup lama, di hadapan kami tersajilah sebuah masakan dengan macam-macam jenis makanan. Isinya adalah telur puyuh, rebung, scallops, abalone, ayam, gingseng, jamur hitam (jamur china), dan kuah sirip ikan. Konon masakan ini adalah salah satu delikasi yang paling terkenal dari seluruh makanan China yang ada.

Banyak hikayat di belakang masakan "Buddha Jumps Over The Wall" ini. Salah satunya adalah kisah tentang seorang cendekiawan pada zaman Dinasti Qing yang melakukan perjalanan menuju ke istana untuk mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh kerajaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun