Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Taoisme, Menggapai Kebahagiaan Tertinggi dengan Prinsip 3-3-7

10 Januari 2021   06:24 Diperbarui: 10 Januari 2021   07:13 5735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Wu-Wei, Kebahagiaan Tertinggi (sumber: schooloflife.com)

Cukup banyak tokoh filsuf yang lahir pada masa China Kuno. Pemikiran mereka yang hebat telah terbukti memberikan pengaruh yang besar dalam sejarah peradaban manusia.

Filsafat China kuno muncul pertama kali pada abad ke 600-an SM. Kelahiran ini ditandai dengan dibukanya sekolah-sekolah filosofi China kuno.

Para sejarawan setuju bahwa kemunculan filsafat China kuno diawali dengan pemikiran Confucious (Kong Fu-Tze), yang hidup di antara 551-479 SM.

Selain aliran Confucianisme, ada juga aliran filsafat Taoisme yang dikembangkan oleh Lao Tse yang hidup sekitar 550M. Secara umum ajaran Taoisme ini bertentangan dengan ajaran Confucianisme.

Menurut Lao Tze, prinsip kenyataan bukanlah "jalan manusia," namun merupakan "jalan alam." Aliran Taoisme ini kemudian menelurkan beberapa tokoh, dan salah satu yang paling berpengaruh adalah Zhuang Zi (Zhuang Zhou).

Lukisan Zhuang Zi (sumber: literariness.org)
Lukisan Zhuang Zi (sumber: literariness.org)

**

Zhuang Zi (369-286 SM) adalah tokoh filsuf terkenal Taoisme selepas peninggalan Lao Tze sebagai pendiri. Nama aslinya adalah Zhuang Zi. Ia hidup pada era kekacauan di masa China kuno, atau yang lebih dikenal dengan istilah Warring States (476-221 SM).

Zhuang Zi dikenal sebagai tokoh filsuf miskin yang hanya hidup dari menjual sendal dari jerami untuk menyambung hidup. Ia berpakaian compang-camping dan hidup nomaden dengan penuh kesederhanaan.

Raja Wei dari Negeri Chu pernah menawarkan jabatan sebagai Menteri utama dan menawarkan harta yang tidak sedikit kepada Zhuang Zi. Namun, ia menolak dengan alasan lebih menikmati kehendak bebasnya sendiri tanpa adanya keterikatan duniawi.

Prinsip Taoisme yang dibawa oleh Zhuang Zi adalah ajaran yang menganjurkan hidup harmoni dalam Tao (alam semesta).

Secara mendalam lagi, Tao adalah tatanan alami semesta yang berhubungan erat dengan intuisi manusia. Dengan menyadari kenyataan ini, manusia dapat menyadari potensi kebijaksanaannya masing-masing secara lebih mandalam. 

Pengalaman intuitif ini tidak bisa didapatkan dari teori atau konsep semata, melainkan harus dijalani melalui pengalaman hidup yang aktual.

Dalam era modern, kita mengenal ajaran Tridharma, yaitu penggabungan tiga ajaran filsafat yang memengaruhi kebudayaan Tionghoa dan sejarah China sejak 2500 tahun yang lalu.

Tridharma terdiri dari ajaran Buddhisme, Confucianisme, dan Taoisme. Meski demikian, ketiga aliran ini sebenarnya memiliki perspektif yang berbeda.

Buddhisme menganggap hidup adalah penderitaan. Oleh sebab itu, adalah tugas manusia untuk membebaskan dirinya dari kenyataan pahit. Confucianisme memandang hidup dari warna 'abu-abu.' Sehingga perlu sebuah aturan moral agar manusia dapat terkontrol.

Sementara Taoisme berpendapat bahwa hidup itu indah sepanjang manusia dapat berseleras dengan alam. Alam adalah guru yang mengajarkan keharmonisan dalam kehidupan yang akan membawa diri kepada kebahagiaan.

Tanpa bermaksud untuk mengecilkan ajaran Buddhisme dan Confucianisme, tulisan kali ini akan membahas mengenai konsep-konsep filsafat Taoisme, yang mungkin bisa berguna bagi diri kita pada era yang sulit ini.

Wu-wei, Kebahagiaan Tertinggi

Dalam Taoisme, Wu-wei adalah tujuan utama. Ia merupakan kebahagiaan tertinggi. Secara harafiah, Wu-wei berarti "tidak berbuat apa-apa." Namun, bukan berarti tidak melakukan apa-apa.

Ajaran Wu-wei mendorong manusia untuk berbuat tanpa mengejar apa pun. Dengan kata lain, berbuat sewajarnya dengan hati yang paling jujur. Misalnya kalau lapar ya pergi makan, tidak perlu berpura-pura masih kenyang. Jika sakit, jangan berpura-pura masih kuat, dan jika tidak suka, katakan yang sejujurnya.

Menyampaikan hal yang tidak benar pada intinya akan melawan prinsip Wu-wei, dan itu sama dengan melawan kodrat.

Mencari kebahagiaan dalam Wu-wei adalah menikmati prosesnya. Kebahagiaan bukanlah hasil akhir, namun seluruh hal yang dilalui secara alamiah. Caranya adalah hidup tanpa ketegangan. Memaksakan diri untuk mencari kebahagiaan pada akhirnya akan menghasilkan penderitaan. Hal ini bisa juga disebut sebagai prinsip kewajaran.

Tiga Karakter Utama

Dalam prinsip Taoisme ada tiga prinsip utama yang tidak bisa diabaikan dan merupakan sebuah kesatuan besar. Ia adalah;

Evolusi atau Perubahan

Bahwa pada dasarnya hidup adalah perubahan, dan tidak ada yang abadi. Manusia yang paling kaya pada akhirnya tidak akan membawa uangnya ke liang lahat. Kecantikan akan lekang oleh waktu, dan usia tidak ada yang abadi.

Segala hal dalam alam semesta akan terus menerus berubah disertai keharmonisan (keseimbangan).

Relativitas atau Kesatuan

Prinsip Yin-yang mengajarkan bahwa setiap hal selalu memiliki ketergantungan satu sama lainnya. Meskipun berbeda, mereka akan selalu berada dalam satu kesatuan. Pada intiya tidak ada yang baik maupun buruk. Semuanya hanyalah masalah persepsi manusia yang didasari oleh keberadaan ruang dan waktu.

Lingkaran Semesta

Pada dasarnya bumi berputar dan mencari keseimbangannnya sendiri. Sesuatu yang berada pada ujung yang ekstrim pada akhirnya akan kembali ke ujung satunya. Keseimbangan semesta akan selalu terjaga.

Lingkaran semesta mengajarkan manusia bahwa roda itu bundar. Tidak ada kebahagiaan sejati maupun kesengsaraan abadi. Melihat ke bawah dan berpikir ke atas pada hakekatnya adalah menjaga keseimbangan.  

Ketiga prinsip ini terkandung dalam sebuah simbol Yin-yang, yang melambangkan interaksi dari sebuah kesatuan konstan dari dua kekuatan yang berlawanan.

Tiga Harta Tersembunyi

Untuk menjaga keseimbangan, maka sifat manusia yang luhur harus dikembangkan. Ketiga sifat manusia yang luhur ini dideskripsikan dalam Tao Te Ching yang juga disebut sebagai Tiga Harta Tersembunyi.

Tiga sifat luhur ini adalah Kasih Sayang, Kesederhanaan, dan Kerendahan Hati. Dengan mengembangkan Tiga Harta Tersembunyi ini, niscaya manusia akan dijauhkan dari emosi destruktif, seperti keserakahan, kecurangan, kecemburuan, kebencian, dan lain sebagainya.

Ajaran Tao mengajarkan bahwa pada dasarnya manusia itu baik. Namun, dirinya akan jahat bilamana ia sudah tidak mampu lagi mengendalikan dirinya.

Sesuatu yang ingin engkau kendalikan, akan mengendalikan dirimu.

Prinsip hidup bahagia adalah menghindari penghalang dengan cara menyatukan cinta pada alam. Konektivitas ini merupakan cara yang terbaik untuk membobol semua halangan pada kehidupan. Syahdan, prinsip ini juga berlaku untuk semua hal, seperti;

Dalam konteks sosial, sering kita dengarkan prinsip seribu kawan tidaklah cukup, namun satu musuh sudah terlalu banyak.

Dalam konteks edukasi, sering kita dengarkan, prinsip bahwa untuk mempelajari hal baru, maka kosongkanlah otakmu.

Dalam konteks kesehatan, prinsip pengobatan China kuno atau TCM, menyatakan bahwa penyakit muncul akibat adanya penghalang pada saluran tubuh.

Tujuh Prinsip Hidup

Kesederhanaan

Hasrat untuk menjalani kehidupan baik adanya, tapi sesuatu yang berjalan tidak perlu dikejar sekuat tenaga.

Jika dua kalimat sudah mencukupi, tidak perlulah dua lembar dilakoni.

Kepekaan

Dengan memahami apa yang terjadi di sekitarmu, engkau akan memahami hidupmu sendiri.

Sedia payung sebelum hujan, sebelum halangan datang merintang. Bila ada kawan yang sedang murung, janganlah biarkan ia terkurung.

Fleksibilitas

Dengan memahami situasi, kita akan mengerti bahwa perubahan itu pasti terjadi, sehingga bisa melakukan antisipasi.

Tldak terpaku pada rumus kaku, hingga diri menjadi beku. Ingin menang sendiri hanya akan jadi konflik yang merusak harmoni.

Kemandirian

Mandiri berarti tidak terikat, leluasa bergerak, dan tidak bergantung kepada pihak lain.

Alam mengajarkan kebebasan, norma mengajarkan ketulusan.

Fokus

Hidup adalah menggapai tujuan. Orang yang tidak memiliki tujuan tidak akan bisa menyelesaikan pekerjaan.

Matahari terbit di Timur, menuju ke arah barat. Pengembara berumur menikmati masa tua bermanfaat.

Kedewasaan

Kedewasaan bukan hanya masalah usia, namun juga cara pandang dan bersikap terhadap perubahan zaman.

Ketika ayam berkokok di pagi hari, engkau tak seperti dulu lagi. Jalan berduri yang dilewati, tak akan pernah menyakiti hati.

Kebahagiaan

Hidup tidak perlu diisi dengan keluhan, karena kesusahan hanyalah kesenangan yang belum terpikirkan.

Nasi putih terasa enak di saat perut lapar, Hati perih terasa sesak di saat pikiran ambyar.

**

Inilah prinsip hidup Taosime. Bukan merupakan ajaran agama yang harus disikapi dengan ritual membahana.

Prinsip ini pada dasarnya mengajarkan diri kita untuk terus menjaga keselarasan dengan alam semesta. Dengan menjaga keselarasan maka kita akan menciptakan keharmonisan. Keharmonisan akan terjadi bilamana dua kubu yang berlawanan melebur menjadi sebuah kekuatan. 

Referensi: 1 2 3

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun