Memulai dari diri sendiri. Jika kamu setuju dengan pernyataan bahwa individu adalah pusat semesta, maka itu benar adanya. Tindakan kecil kita bisa memberikan implikasi yang sangat besar bagi alam dan seluruh isinya.
Sejak zaman nenek moyang hingga kini, tidak bosan-bosannya kita mendengarkan nasehat untuk memulai dari diri kita, jika ingin dunia berubah. Ramalan Swawujud adalah salah satu fenomena yang terasa pas untuk menggambarkan hal ini.
Melihat Kebenaran
Apa sih sebenarnya arti dari kebenaran bagi Mawar? Apakah Arjuna selingkuh, atau memang Arjuna selingkuh? Setiap diri terdiri dari perspektif dan opini. Semuanya berasal dari pengalaman masa lalu yang dialami. Itulah kebenaran.
Tidak ada yang salah di sini, hanya sayangnya, 'Aku' yang melekat akan cenderung melihat kebenaran sebagai suatu kepentingan. Pahit bisa menjadi manis, jika 'Aku'Â menginginkannya. Arjuna selingkuh, jika 'Aku'Â mengatakan demikian. Itulah manusia.
Sesungguhnya, kebenaran sejati adalah segala sesuatu yang memang demikian adanya, dan bagaimana adanya. Bahwa malam ada bulan, bahwa salju itu dingin, bahwa menanam bibit jagung akan tumbuh jagung. Selebihnya hanyalah kebenaran semu.
Kebenaran semu adalah sesuatu yang seolah-olah benar, atau belum tentu benar. Sebagai manusia, hidup yang kita jalani adalah yang sekarang. Masa lalu hanyalah kenangan, meskipun ia bisa mendatangkan pengalaman. Masa depan hanyalah kekhwatiran, meskipun ia bisa menghadirkan harapan.
Untuk menyikapi fenomena Ramalan Swawujud, maka cara yang terbaik adalah berkonsentasi dengan kekinian. Hidup kita adalah pada saat ini, pada saat kita sedang berjalan, pada saat kita sedang berbicara, dan pada saat kita sedang bernafas.
'Kekinian' adalah penentu kehidupan kita selanjutnya.
Tidak perlu menyesali masa lalu, tidak usah khawatir dengan masa depan. Sadarilah setiap saat, bahwa masa sekarang adalah saat yang terbaik untuk menghadapi kenyataan dan meninggikan harapan.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS