**
Pendapat lain dikemukakan Jasper Kim, dari kelompok Asia-Pacific Global Research Group. Menurutnya, perkembangan ekonomi yang sangat pesat membuat banyak orang merasa tertekan menjalani hidupnya. Pergantian nama bagi beberapa orang Korea tidak hanya dipandang sebagai pembawa keberuntungan, namun semacam 'avatar' dalam bentuk personafikasi baru.
Nama baru bagi mereka adalah semacam wujud resolusi baru untuk melupakan pengalaman pahit masa lalu dan siap untuk menghadapi tantangan baru. Nama baru adalah solusi terbaik sembari harap-harap cemas, siapa tahu saja ada rejeki nomplok datang melawas.
**
Tidak sama seperti di China yang melakukan berbagai perhitungan elemen Fengshui dalam pencarian nama baru. Di Korea Selatan, tugas ini diserahkan kepada Tae-eul (dukun) yang bertanya kepada para dewa atas saran dari sebuah nama yang terbaik.
Namun demikian, seorang Tae-eul mengatakan bahwa nama baru hanyalah harapan baru. Ia mengatakan bahwa "orang Korea seharusnya lebih berfokus kepada masalah yang membuat dirinya stres, bukan mengharapkan keajaiban tanpa berusaha."
Bagaimana dengan nasib Yu Do-hyung? Pada akhirnya ia merasa lebih percaya diri dan nyaman dengan nama barunya.
"Sekarang saya merasa nama itu sangat cocok untuk saya. Nama baru tidak mengubah seluruh hidup saya. Perubahan ini memberikan kekuatan energi yang baik. Saya kira nama baru ini membuat saya merasa lebih baik."
Sayangnya, Do-hyung juga mengatakan bahwa nama barunya belum bisa membantunya menemukan jodoh.
**
Sekali lagi, sebagai seorang Numerolog yang seharusnya berspesialis pada perubahan nama, saya dengan tegas mengatakan bahwa tidak ada yang instan di dunia ini.