Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Jangan Ikut Kelas Khrisna Pabichara Jika Tidak Ingin Menyesal

15 Desember 2020   12:29 Diperbarui: 15 Desember 2020   12:49 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Khrisna Pabichara (sumber: kompasiana.com)

Sekitar 30 tulisan perkenalan diri ditulis oleh peserta. Satu persatu dijawab dengan lugas oleh Daeng Khrisna. Aku pun turut membacanya, namun tidak ikut nimbrung. Sebabnya sedang menemani tamu yang asyik mempromosikan produknya.

"Maaf, saya masih dengan tamu."

"Bukan alasan, pokoknya harus tulis."

Sentilan ketikan Daeng KP cukup membuat kreatifitasku melonjak. Izin ke WC dengan alasan sakit perut menjadi tanda bahwa diriku cukup mempunyai "gigih" dalam mengikuti kelasnya. Sekitar puluhan kata akupun layangkan dalam kelas yang sudah meninggalkan ratusan chat belum terbaca.

Diriku termenung membaca komentar dari Daeng KP terhadap setiap tulisan dan pertanyaan. Semuanya dikoreksi tanpa reduksi. Kerja keras pun membuahkan hasil. Semakin banyak yang piawai mengubah ulang salam perkenalannya, hingga mampu memuaskan isi otak sang Daeng ini.

Melihat daftar peserta, isinya adalah para centang biru langganan AU. Semuanya manut tanpa urut. Hati bergolak bagai pisang dikolak. Sejauh itukah kualitas kasta biru di Kompasiana? Masih bikin banyak kesalahan!

Namun semuanya tenang dan dengan patuh mengetik instruksi sang Daeng. Tanpa sangsi apalagi gengsi. Menghilangkan sekat atas harga diri yang memang belum cukup mengejentawahkan kemampuan literasi.

Bagaimana dengan diriku?

Jujur ya, inilah untungnya terlahir sebagai sesama Daeng dari Makassar. Kita sebenarnya sudah banyak "kong-kali-kong" berdiskusi cara menulis yang baik dan benar. Kami sudah sering mengeja kata, merupa kalimat lewat chat pribadi. Ia dengan tulus selalu membimbingku, hingga akhirnya aku mampu mencapai penulisan yang sedikit lebih bagus dibandingkan kemampuanku yang dulu.

Ia bahkan pernah membuat esai dengan judul, "Mengeja Logika Menalar dan Menulis, Bung Rudy: Sebuah Tilikan Ringan."

Jangan terkecoh dengan kata "Ringan," karena esai tersebut mampu dengan lugas menelanjangi diriku. Isinya apa? Tidak perlulah dibuka!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun