Ahli paleontologi dari University of Calgary di Canada, Darla Zalenitsky mengatakan bahwa "ayam berevolusi dengan sempurna setelah dinosaurus pemakan daging yang bertelur."
Menurutnya, proses bertelur tidak sama seperti apa yang kita ketahui sekarang. Proses ini juga mengalami evolusi. Telur pertama justru datang dari kerajaan hewan mamalia.
Saat itu, telur adalah tempat untuk menjaga embrio untuk bertahan hidup dan berkembang. Hewan purba juga memanfaatkan kolam atau tempat lembab untuk bertelur.
Seiring waktu proses bertelur kemudian mengalami evolusi. Fosil telur pertama yang ditemukan adalah milik hewan tetrapoda. Peneliti belum tahu kapan dan bagaimana telur pertama terbentuk. Walaupun mereka yakin bahwa keberadaan telur seharusnya lebih lama dari itu dan telah melalui proses evolusi.
Nenek Moyang Ayam
Dr. Colin Freeman dari Sheffield University mengatakan bahwa semua spesies adalah produk evolusi, dengan rumus;
Evolusi = Seleksi Alam + Mutasi Genetika
Menurut Australian Academy of Science, ayam pertama lahir dari hewan yang menyerupai ayam, yaitu Red Junglefowl atau ayam hutan merah (Gallus Gallus). Gallus ini sudah memiliki jejak sebagai hewan yang dijinakkan sejak 10.000 tahun yang lalu. Meskipun ada beberapa jejak fosil menyerupai ayam yang berasal dari 58.000 tahun yang lalu.
Tak dapat dipungkiri bahwa telur dan ayam adalah produk konsumsi alami bagi manusia yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Selain itu, cangkang telur juga memiliki manfaat lainnya, antara lain adalah mengurangi resiko osteoporosis dengan mengonsumsi bubuk kulit telur, perawatan wajah, pupuk tanaman, bahan pembersih peralatan rumah, hingga menghilangkan noda pada pakaian. Untuk lebih jelasnya, sila klik (di sini)
Namun ada satu hal yang menarik, para peneliti menemukan fakta bahwa cangkang telur dapat menghentikan dampak perubahan iklim akibat pemanasan global (global warming).
Peneliti dari University of Calcutta, India sudah mampu membuktikan bahwa membran pada cangkang telur dapat menyerap gas karbondioksida dari atmosfer sebesar tujuh kali lipat dari berat telur itu sendiri.