Memang harus diakui ada pertanyaan yang benar-benar mengandalkan hoki. Salah satunya adalah "pada hari apakah Kompasiana didirikan di tanggal 22 September 2008?" Ayo coba, apalagi kalau bukan benar-benar mengandalkan hoki!
Kenapa tidak bertanya jam kelahirannya sekaligus saja, biar penulis sebagai paranormal gadungan bisa sekaligus menghitung Hoki Kompasiana. weleh-weleh-weleh.
Namun ada juga yang benar-benar mudah, seperti "apa sebutan bagi penulis di Kompasiana?" Rasanya sih orang yang segoblok apapun pasti tidak akan salah memilih. Tapi dalam kenyataanya penulis salah! Lho kok bisa?
Sebabnya pertanyaan ini menggunakan metode pilihan ganda ala anak sekolah yang senang rebahan. Pertanyaan di laptop, jawaban di ponsel. "Kompasianer" adalah jawaban pasti, tapi ada juga pilihan "Komposianer." Coba bayangkan!
Pertanyaan lainnya tidak terlalu sulit. Hanya seputaran dua sesi acara yang berlangsung di hari pertama. Yakin dengan pertanyaan, pening dengan keyakinan. Dunia gim adalah dunia milenial, sebuah kenyataan pahit bagi bangsa kolonial.
Woro-woro virtual dan yel-yel maya sesaat sebelum acara dimulai dari kawan-kawan KPB bagai hilang tertelan bumi. KPB muncul sebagai juara ke-lima dari empat komunitas yang terpilih. Skor yang penulis dapatkan hanyalah 2760. Tidak cukup banyak meskipun sudah disandingkan dengan skor rekan Fery W. yang cukup tinggi.
Akhirnya ada empat komunitas yang berhasil masuk ke babak selanjutnya, dan mereka adalah (1) Inspirisiana (2) Komik (3) KPK, dan (4) Bolang. Selamat ya buat teman-teman yang lolos ke babak semifinal. Cia You!
Harapan langsung ambyar, dan perasaan bersalah hinggap seketika. Permintaan maaf langsung dilayangkan pada grup. Untungnya, kawan-kawan KPBÂ yang baik hati mampu memaafkan.
"Gak ada yang salah Pak Rudy, namanya juga kompetisi"Â ujar Mba Siti Nazarotin.
"Pokoke udah lakukan yang terbaik," sahut Uda Zaldy Chan.
"Cemungud (semangat), Bang." Sapa Daeng Khrisna Pabichara, sejawat sekampung halaman.