Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Su Nu Jing," Kitab Seks yang Lebih Kamasutra dari Kama Sutra

21 November 2020   13:38 Diperbarui: 21 November 2020   13:44 3075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kitab Su Nu Jing (sumber: metrum.co.id dan tionghoa.info)

Banyak yang mengira bahwa literatur seksologi yang paling kuno dan paling lengkap di dunia adalah Kama Sutra, karya Vatsyayana dari India. Namun jauh sebelumnya, di Tiongkok, sudah ada Kitab Su Nu Jing yang secara harafiah berarti Kitab Sang Perawan.

Kita perlu mengacungkan jempol kepada peradaban kuno dalam melihat makna seks. Di saat masih ada masyarakat modern yang menganganggap literatur seks sebagai hal yang tabu, kitab Su Nu Jing justru diciptakan secara elegan.

Karya literatur seks modern terkenal dibuat dengan sangat beragam. Ada yang berupa karya fiksi untuk hiburan dan meningkatkan libido, semacam novel "Fifty Shades of Grey." Karya fiksi romantis ini mengisahkan pengalaman cinta dari dua insan dengan kehidupan bercintanya yang tidak biasa.

Background (sumber: metrum.co.id). Tulisan (sumber: tionghoa.info)
Background (sumber: metrum.co.id). Tulisan (sumber: tionghoa.info)
Ada juga yang membahas tentang pendidikan seks yang menyentuh tata krama, psikologi, kesehatan, dan teknik bercinta yang baik. Namun, semuanya merupakan bagian yang terpisah satu sama lainnya.

Kehebatan dari Kitab Su Nu Jing, mampu menggabungkan seksologi dalam bentuk drama percintaan hubungan seksual, kesehatan, teknik bercinta, hingga kepada makna filosofis yang dalam. Semuanya dibuat tanpa adanya kata atau kalimat yang mengumbar aurat.

Kitab ini termasuk karya-karya klasik Taoisme yang sakral. Pengetahuan seksualitas yang terkandung di dalamnya adalah hasl pemikiran para alkimis pra sains yang menyentuh kepercayaan mistis. Oleh sebab itu, pembaca juga bisa menemukan ritual kuno, nasehat gaib, hingga obat-obatan tradisional untuk meningkatkan kemampuan bercinta.

Meskipun dianggap sejenis dengan Kitab Kama Sutra, kedua kitab ini sangatlah berbeda. Kama Sutra kebanyakan membahas mengenai teknik bercinta yang fenomenal dengan gaya bombastis, kitab Su Nu Jing justru membahas mengenai makna filosofis dari hubungan seksual.

Background (sumber: metrum.co.id). Tulisan (sumber: tionghoa.info)
Background (sumber: metrum.co.id). Tulisan (sumber: tionghoa.info)
Bagi pencinta Kama Sutra, jika tidak menguasai teknik yoga tingkat tinggi, jangan harap bisa mempraktikkan gaya bercumbu yang diajarkan,. Kitab Su Nu Jing sendiri banyak menganjurkan posisi yang lebih masuk akal dan mudah dilakukan berdasarkan pengalaman yang nyata.

Yang lebih menakjubkan lagi, ternyata pemikiran para alkemis Tao tentang tujuan hubungan seksual adalah memberikan kepuasan kepada para wanita. Hal yang sangat berbeda dengan pemikiran budaya patriarki yang menganggap wanita tidak lebih hanyalah obyek seksual semata. Sementara tujuan para lelaki dalam berhubungan seks adalah untuk mencapai pencerahan tingkat tinggi agar kesehatan prima dan usia panjang dapat dinikmati.

Sebagai contoh, salah satu konten drama yang terkandung dalam literatur ini adalah percakapan pengalaman seksual Kaisar Huang Di dengan tiga penasehatnya, yaitu Su Nu (Gadis Elemental), Xuan Nu (Gadis Misterius), Cai Nu (Gadis Pelangi), dan seorang tabib pria yang bernama Peng Zi.

Background (sumber: metrum.co.id). Tulisan (sumber: tionghoa.info)
Background (sumber: metrum.co.id). Tulisan (sumber: tionghoa.info)
Ketiga gadis penasehat yang menjadi mitra bercinta Kaisar Huan Di, disebut sebagai para Dewi Nirwana. Dialog yang terjadi banyak membahas mengenai jawaban Su Nu atas pertanyaan sang Kaisar mengenai seks.

Kepuasan Su Nu dan dewi lainnya, dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada mahluk surgawi, sementara manfaat yang diterima oleh Kaisar yang berhasil memberi kepuasan seksual kepada para dewi adalah kesaktian yang jarang dimiliki oleh para lelaki biasa.

Meskipun pencipta buku ini tidak diketahui dengan jelas, namun bahasa yang digunakan melambangkan gaya sastra yang terdidik. Banyak bahasa kiasan bergaya puitis yang terkandung di dalamnya, seperti contoh alat kelamin pria disebutkan sebagai 'Tongkat Giok,' dan alat kelamin wanita disebut dengan 'gerbang permata, istana surgawi, atau teratai merah."

Penerapan teknik bercinta juga menggunakan istilah jurus sakti, seperti "Naga Bersalto, Harimau Melangkah, Kera Bergulat, Kelinci Menjilat, hingga Kucing dan Tikus Berbagi Lubang." Secara umum buku ini merupakan gabungan dari berbagai pemikiran kuno tentang makna dari hubungan seksual itu sendiri.

Background (sumber: metrum.co.id). Tulisan (sumber: tionghoa.info)
Background (sumber: metrum.co.id). Tulisan (sumber: tionghoa.info)
Bagaikan memperdalam jurus silat, kitab ini juga menganjurkan latihan gerakan-gerakan tubuh untuk mendapatkan keuntungan fisik. Kaki dan tubuh yang kuat akan mudah mempraktikkan jurus "Burung Hong Terbang di Tengah Awan." Senjata yang keras dan panjang akan lebih mudah mempelajari jurus "Burung Hong Matuk Katak." Tidak perlu dijelaskan gaya jurus ini secara terperinci, sebagai orang dewasa, tentu para pembaca mempunyai imajinasinya sendiri.

Tak hanya teknik saja, buku ini juga memberikan resep ramuan kuno untuk meningkatkan libido. Begitu pula dengan hal-hal yang berhubungan dengan psikologis hingga kebutuhan biologis. Kitab ini menekankan cinta, mental, norma, hingga kewibawaan yang harus dipadukan dalam sebuah hubungan seksual yang sejati. Tujuannya untuk menekankan bahwa seks bukan hanya sekedar mendapatkan keturunan, namun juga untuk mendapatkan anak yang berkualitas melalui aktivitas seksual yang sehat, elegan dan memuaskan.

Pemikiran para alkemis Tao sering diungkapkan sebagai energi. Bagaikan mengadu ilmu tenaga dalam, para lelaki dan wanita harus melakukannya dengan hati-hati agar tidak ada seorang pun yang akan terluka nantinya.

Background (sumber: metrum.co.id). Tulisan (sumber: tionghoa.info)
Background (sumber: metrum.co.id). Tulisan (sumber: tionghoa.info)
Konsep keseimbangan 'Yin-Yang' menjadi patokan utama yang harus dipatuhi. Meskipun kenikmatan puncak wanita menjadi tujuan, dan jumlah orgasme wanita dalam sekali bercinta menjadi penting, para lelaki juga akan menikmati hubungan seksual yang hebat dengan memenangkan kewibawaan dan kesehatan.

Keseimbangan "Yin-Yang' juga menjelaskan mengenai kesetaraan gender. Lelaki dan wanita harus memiliki ketertarikan satu sama lain untuk memulai sebuah hubungan badan. Begitu pula dengan aktivitas selama hubungan ranjang berlangsung.

Tak ada seorang pun yang hanya bisa tergeletak diam. Kedua insan harus memiliki peranan yang sama agar tidak ada energi yang terserap dengan percuma. Lelaki tidak bisa terlalu agresif dan bernafsu, sementara wanita tidak bisa pasrah menjadi obyek pelampiasan semata.

Background (sumber: metrum.co.id). Tulisan (sumber: tionghoa.info)
Background (sumber: metrum.co.id). Tulisan (sumber: tionghoa.info)
Oleh sebab itu, penekanan kitab ini berada pada foreplay, area tubuh yang sensitif, hingga misteri seksual mengenai pria multi orgasme. Semuanya sudah menjadi bahan diskusi sejak 5000 tahun yang lalu.

Walaupun budaya timur kelihatan lebih malu-malu dan pembahasan aktivitas seks adalah hal yang tabu, namun tidak bisa dipungkiri bahwa seks adalah aktivitas yang alami (bahasa Tiongha: Ce-ran) dan tidak bisa dihindarkan.

Kebutuhan seks adalah hal yang sangat manusiawi. Berhubungan seks yang baik dan benar adalah proses yang menakjubkan dan sekaligus menyehatkan. Kitab Su Nu Jing ini sungguh pantas dihargai, mengingat seluruh unsur aktivitas seks yang seharusnya indah pada akhirnya.

Referensi: 1 2 3 

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun