Meskipun seorang dokter, ia lebih sibuk dengan urusan sandi-sandian. Pada April 1946, Menteri Pertahanan, Amir Sjarifuddin memerintah dirinya untuk memimpin Dinas Code, sebuah badan pemberitaan milik negara.
Tugasnya adalah menyusun kode baru untuk menggantikan kode lama yang mudah diretas. Semua hasil penyusunan dibuat dalam enam buku saku yang berisikan 10 ribu kata sandi dalam bahasa Inggris dan Belanda. Ia juga rajin mengubah kata-kata sandi tersebut untuk menghindari kebocoran.
Keberadaan dr. Rubiono dan para Sandiman bawahannya menjadi penting bagi Belanda. Mereka menjadi orang yang paling dicari, sehingga harus bergerilya di hutan-hutan.
Agar tidak mudah tertangkap, dr. Rubiono memerintahkan para Sandiman untuk menyebar ke seluruh negeri. Dari balik Bukit Menoreh yang merupakan markas darurat, mereka secara konsisten terus menyebarkan berita rahasia berbekal perlengkapan seadanya.
Pun halnya dengan para kurir rahasia. Berbagai macam peralatan dimodifikasi, seperti stang pada sepeda onthel yang berisi rongga untuk menyimpan pesan rahasia, hingga pesan dalam makanan yang bisa sewaktu-waktu ditelan jika ada Razia Belanda.
Tidak jarang juga ada yang terbunuh atau bahkan bunuh diri jika tertangkap. Bagi mereka, semboyan Merdeka atau Mati, benar-benar menjadi prinsip dalam melaksanakan tugas sebagai agen rahasia.
Hamid Rusdi, Sang Pembawa Pesan Rahasia Bahasa Walikan
Pengucapan ini memang jadi ciri khas arek Malang, namun selama masa perjuangan melawan Belanda, adalah Hamid Rusdi, seorang pejuang asal Malang yang mempopulerkan bahasa Walikan ini sebagai kode rahasia.
Kata Walikan ini memiliki kekayaan kosa kata, dan akan terdengar mudah bagi yang sudah biasa, namun mampu membingungkan musuh yang tidak berasal dari daerah setempat. Contoh, lumayan menjadi nayamul, rumah menjadi hamur, dan saya menjadi ayas.
Di saat masa Agresi Militer II Belanda, penting untuk menciptakan sebuah bahasa yang hanya dipahami oleh segelintir orang saja. Pada Perang Dunia II, tentara Amerika pernah merekruit sekelompok suku Indian Sioux dan menjadikan mereka sebagai pembawa dan penerjemah sandi. Yang dilakukan cukup sederhana, berbicara dengan bahasa mereka yang tidak dipahami oleh orang non-Sioux.