Untuk melakukannya bukanlah perkara yang gampang, teknologi belum secanggih sekarang, dan masih banyak tentara Jepang yang menguasai sarana vital. Adalah Soegiarin, nama ini adalah tokoh penting yang menggaungkan kemerdekaan RI ke seluruh dunia.
Di masa itu, bersama Adam Malik, ia adalah wartawan yang bekerja di kantor berita Domei, di Jakarta (sekarang ANTARA). Di tempat inilah berita kemerdekaan ke luar negeri pertama kali disebarkan.
Kala itu, Domei merupakan satu-satunya tempat yang memiliki Sandi Morse dan kebetulan Soegiarin bertugas sebagai Markonis atau operator Sandi Morse. Perintah untuk mengabarkan kemerdekaan RI ini datang dari Adam Malik, pada malam tanggal 16 Agustus 1945.
Soegiarin wafat pada tanggal 2 September 1987, namun menolak dikebumikan di Taman Makam Pahlawan. Ia merasa dirinya bukanlah pahlawan, kendati telah memainkan peran penting dalam kemerdekaan RI.
Museum Sandi Bukti Perjuangan Para Sandiman
Agresi Militer Belanda II di Yogyakarta, Ibu kota jatuh, dan Soekarno Hatta menjadi tawanan Belanda. Para Sandiman (sebutan untuk pembawa sandi) lantas melarikan diri ke perbukitan Menoreh.
Mereka melakukan long-march ke Dekso Kulonprogo, tempat yang sulit dijangkau oleh Belanda dengan alam pepohonan yang rimbun. Di sanalah, kamar sandi darurat yang berada di dalam rumah Marto Soetomo didirikan.
Replika rumah bersejarah tersebut kini sudah menjadi bagian dari Museum Sandi Yogyakarta, dimana seluruh model radio komunikasi yang digunakan oleh pemerintah darurat RI (PDRI) di Sumatera pada tahun 1948 berada.
Rubiono Kertapati, dokter Bedah yang juga Seorang SandimanÂ
Ia selalu tampak dengan baju dinas kedokteran, namun tas jinjing yang bergaya lawas terisi dengan buku kode dan pisau-pisau bedah. Namun, pisau bedah tidak digunakan untuk pasien, namun sebagai alat untu membedah mesin sandi.