Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ancaman Resesi dan Depresi dalam Bahasa yang (Semoga) Mudah Dipahami

9 November 2020   19:08 Diperbarui: 10 November 2020   05:21 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun demikan, marilah kita melihat sisi baiknya saja. Yang pertama, harus diyakini bahwa Indonesia adalah negara kaya. Kedua, pemerintah tidak mungkin berpangku tangan melihat rakyat menderita.

Analoginya seperti ini: Seorang hartawan memiliki sepuluh orang anak. Ia memiliki banyak tabungan yang likuid dan asset yang mumpuni. Saat ini kesepuluh orang anaknya benar-benar terpuruk karena kehilangan pekerjaan, dan usaha yang mandek.

Pada titik tertentu, maka sang hartawan akan melepaskan tabungannya atau menjual asetnya, karena tidak akan membiarkan anak-anaknya kelaparan.

Memang tidak sesederhana itu, namun tetap sang hartawan yang penulis maksud adalah negara Indonesia. Hanya saja, karena krisis ekonomi ini juga melanda seluruh dunia, maka akan susah untuk mengatur uang untuk menyelamatkan perekonomian anak-anaknya untuk saat ini.

Akan tetapi, satu hal yang pasti, tidak akan ada seorang pun yang akan kelaparan atau menderita kemiskinan. Nah, hal ini sebenarnya telah dilakukan melalui bantuan-bantuan sosial dan ekonomi yang (mungkin) tepat sasaran, hanya saja belum semuanya.  

Jika Hal ini Terjadi, Bagaimana Cara Keluar dari Depresi?

Bantuan sosial agar uang tersebar dan daya beli tidak turun akan menjadi solusi pertama, sambil harap-harap cemas apa yang akan terjadi dengan krisis pandemi.

Melihat dari peristiwa Depresi Hebat AS tahun 1930, pemerintah Hoover yang berkuasa di kala itu, bukannya lepas tangan. Ia sudah memberikan solusi berupa dukungan kepada bank-bank lewat pinjaman pemerintah. Hal yang sama juga dilakukan oleh pemerintah RI.

Akan tetapi, ia terkendala dengan jumlah pengangguran yang mencapai angka terbesar sepanjang abad ke-20, yaitu hingga 15 juta orang. Kebijakan Hoover dianggap tidak efektif, karena ia enggan memberikan bantuan ekonomi yang masif.

Baginya, pasar bebas akan mengoreksi sendiri kesalahan, dan akan baik kembali pada waktunya. Yang ia fokuskan adalah keseimbangan anggaran dan neraca saja. Padahal dalam keadaan krisis, masalah psikologi adalah yang terutama. Rakyat butuh uang dan makanan yang membuat dirinya bisa bertahan hidup. Sementara Hoover berpendapat agar rakyatnya tidak manja sehingga malas bekerja.

Yang dilakukan oleh Roosevelt penggantinya, lebih konkrit dengan kebijakan New Deal-nya. kebijakan ini berisikan 47 program yang dibagi dalam tiga tahapan dari 1933 hingga 1939, dan meliputi penyehatan perbankan, pemotongan gaji ASN, membuka lapangan kerja, mendanai pekerjaan di bidang pertanian, pendidikan, konstruksi, dan memberikan pinjaman kepada pelaku usaha, agar lahan mereka tidak disita.

Kebijakan ini mulai memperlihatkan hasil. Ekonomi tumbuh sebesar 10,8% pada tahapan pertama, 8,9% di tahapan kedua, dan 12,9% pada tahapan akhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun