Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

7 Skenario Mengerikan Pilpres AS 2020: Biden Terbunuh dan Trump Salah Pencet Nuklir

7 November 2020   20:52 Diperbarui: 7 November 2020   20:53 1519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perang Nuklir (sumber: newatlas.com)

Selain itu, jika ada indikasi kecurangan yang dapat dibuktikan oleh salah satu pihak, maka perhitungan suara bisa juga dilakukan, atau bahkan tidak tertutup kemungkinan, pemilu dapat diulang lagi.

Namun pertanyaan akan jadi sulit jika kedua pihak sama-sama mendapatkan 269 dari 538 electoral votes. Meskipun sangat kecil kemungkinannya, namun konstitusi di AS telah menetapkannya. Jika hal ini terjadi, maka presiden akan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat AS (House of Representatives) dan wakil presiden akan dipilih oleh senat.

Dalam sejarah AS, hal ini sudah pernah terjadi sekali pada tahun 1800 pada saat Jefferson dan Burr masing-masing memiliki 73 suara dari total 146 electoral votes pada saat itu, dan DPR akhirnya memilih Thomas Jefferson sebagai pemenangnya.

Pemakzulan dan Pengunduran Diri Presiden
Pemakzulan Bill Clinton 1999 (sumber: nbcnews.com)
Pemakzulan Bill Clinton 1999 (sumber: nbcnews.com)

Seandainya, Trump memenangkan pertarungan dan melanjutkan masa jabatan presidennya, lantas mengundurkan diri di tengah jalan, apakah yang terjadi?

Karakter Donald Trump yang terkenal keras tidak mungkin melakukannya, kecuali jika (mungkin) ia dimakzulkan. Undang-undang AS tidak pernah membatasi jumlah sidang pemakzulan bagi seorang presiden. Sepanjang DPR dan Senat menyetujuinya.

Dalam sejarah, Donald Trump adalah presiden ke-3 yang menghadapi sidang ini pada 2019 lalu, selain Andrew Johnson (1868) dan Bill Clinton (1999). Kedua presiden sebelumnya selamat dan tidak sampai dilengserkan. Tetapi jika Trump tidak selamat, maka Mike Pence lah yang akan menggantikannya sebagai presiden.

Jika Biden Menang dan Trump Tidak Mengaku Kalah
Ilustrasi (sumber: dunia.tempo.co)
Ilustrasi (sumber: dunia.tempo.co)

Bisa saja terjadi. Trump menolak menerima kekalahannya di Pilpres dan menolak meninggalkan Gedung Putih. Hal ini berarti bahwa Trump telah mencoreng supremasi hukum dan melawan konstitusi.

Namun hal ini hanya akan terjadi pada tanggal 20 Januari mendatang, di saat dirinya sudah resmi tidak lagi menjabat sebagai Presiden AS. Skenario satu-satunya jika diplomasi tidak terjadi, maka Biden sebagai panglima tertinggi AS berhak memerintahkan militer untuk menyingkirkan Trump dari Gedung Putih.

Jelas tidak mudah, karena selain akan mencoreng wajah demokrasi AS, Trump juga memiliki banyak pendukung yang militan. Apakah perang sipil akan terjadi? Banyak pihak yang mengkhwatirkannya.

Bisakah Trump Lolos dari Tuntutan Hukum

Trump dan Stormy Daniels (sumber: cnn.com)
Trump dan Stormy Daniels (sumber: cnn.com)
Banyak spekulasi yang beredar tentang motif Trump yang ngotot berada di Gedung Putih untuk 4 tahun ke depan lagi. Salah satunya adalah untuk menghindari berbagai tuntutan hukum yang menantinya, jika ia tidak lagi menjadi Presiden AS.

Sebagai Presiden, bukan berarti dirinya kebal hukum. Namun atas nama keamanan negara, maka presiden bisa mengajukan penundaan investigasi dan tuntutan hukum. Namun sebagai warga negara biasa, Trump tentu bisa menerima hukuman jika terbukti bersakah, meskipun dalam sejarah AS, belum ada satupun presiden AS yang pernah masuk penjara.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun