Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ternyata Cantik Itu Sederhana, Hanya Perlu Sadar dan Terbiasa Saja

6 November 2020   19:31 Diperbarui: 6 November 2020   19:37 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Keindahan adalah Program untuk Bertahan Hidup (sumber: earthnworld.com)

Tidak dapat dipungkiri, kalau banyak pihak yang mengakui bahwa lukisan wajah Mona Lisa karya Leonardo Da Vinci, sebagai salah satu sumber kecantikan inspiratif. Akan tetapi, ternyata masalah penempatan di museum Louvre, Paris, Prancis juga memengaruhi kecantikan dari lukisan tersebut.

Mungkin banyak yang tidak menyadari bahwa lukisan ini digantung di sebuah dinding kosong. Namun para ilmuwan memahami sebuah rahasia dari alasan penempatan tersebut, yaitu "gangguan dapat mengurangi keindahan."

Immanuel Kant (sumber: akurat.co)
Immanuel Kant (sumber: akurat.co)
Efek psikologis ini juga diakui oleh seorang filsuf terkenal dari Jerman, yang bernama Immanuel Kant. Dikutip dari idntimes.com, Ia berkata bahwa;

Kecantikan adalah suatu hal yang subyektif bagi mereka yang melihatnya, dan bukanlah ciri khas dari sebuah obyek.

Dengan kata lain, keindahan dalam sebuah obyek bergantung kepada seberapa sadar pikiran seseorang pada saat sedang mengamatinya. Jadi, pikiran yang terfokuslah yang sebenarnya menilai seberapa cantik seseorang.

Nah, dalam kasus lukisan Mona Lisa, tembok kosong di balik lukisan adalah kunci penambah kecantikan. Dimaksudkan untuk memblokir pikiran, agar tingkat fokus dapat menjadi lebih tinggi kepada sang Mona Lisa.

Defenisi Kecantikan pada Berbagai Budaya

Suku Karen (sumber: intisari.grid.id)
Suku Karen (sumber: intisari.grid.id)
Hal ini juga kemudian yang menjelaskan, mengapa beberapa budaya tertentu memiliki standar kecantikan yang tidak sama. Seperti contoh, suku Karen yang tinggal di Thailand Utara dan berbatasan dengan Myanmar menganggap leher panjang adalah sebuah keindahan. Sementara, orang Jepang menganggap bahwa gigi gingsul atau yeeba adalah kecantikan alami, dan suku Karo di Etiopia melihat wajah cantik dari benjolan di kepala.

Tentunya semua memiliki cerita masing-masing yang berhubungan dengan adat istiadat warisan leluhur. Akan tetapi, yang terpenting di sini adalah apa yang terlihat aneh bagi bangsa lain, adalah kecantikan alami bagi yang sudah terbiasa melihatnya.

Standar Kecantikan Terprogram dalam Alam Bawah Sadar Manusia

Ilustrasi Standar Kecantikan Terprogram dalam Alam Bawah Sadar Manusia (sumber: msn.com)
Ilustrasi Standar Kecantikan Terprogram dalam Alam Bawah Sadar Manusia (sumber: msn.com)
Nah standar kecantikan akibat kebiasaan ini akan selalu berada tertanam dalam otak bawah sadar manusia. Sebuah penelitian yang melibatkan sekelompok penderita Alzheimer. Riset ini dimaksudkan untuk memahami, apakah gangguan pada otak dapat menghilangkan rasa terhadap kecantikan.

Pada percobaan pertama, partisipan diminta untuk mengurutkan sejumlah gambar dari yang paling indah menurut mereka hingga yang paling biasa-biasa saja. Dua minggu kemudian, penelitian kedua kembali diulang dengan gambar yang sama. Uniknya, meskipun para penderita Alzheimer sudah lupa dengan kegiatan yang sama ini, namun urutan yang dibuat tetaplah sama.

Keindahan adalah Program untuk Bertahan Hidup

Ilustrasi Keindahan adalah Program untuk Bertahan Hidup (sumber: earthnworld.com)
Ilustrasi Keindahan adalah Program untuk Bertahan Hidup (sumber: earthnworld.com)
Sadar atau tidak sadar, alam telah menandakan keindahan dan kejelekan sebagai hal yang bagus atau tidak bagus. Contoh sederhana, buah yang matang dan busuk sudah bisa teridentifikasi dari tampilan, tanpa harus memakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun