Tidak dapat dipungkiri, kalau banyak pihak yang mengakui bahwa lukisan wajah Mona Lisa karya Leonardo Da Vinci, sebagai salah satu sumber kecantikan inspiratif. Akan tetapi, ternyata masalah penempatan di museum Louvre, Paris, Prancis juga memengaruhi kecantikan dari lukisan tersebut.
Mungkin banyak yang tidak menyadari bahwa lukisan ini digantung di sebuah dinding kosong. Namun para ilmuwan memahami sebuah rahasia dari alasan penempatan tersebut, yaitu "gangguan dapat mengurangi keindahan."
Kecantikan adalah suatu hal yang subyektif bagi mereka yang melihatnya, dan bukanlah ciri khas dari sebuah obyek.
Dengan kata lain, keindahan dalam sebuah obyek bergantung kepada seberapa sadar pikiran seseorang pada saat sedang mengamatinya. Jadi, pikiran yang terfokuslah yang sebenarnya menilai seberapa cantik seseorang.
Nah, dalam kasus lukisan Mona Lisa, tembok kosong di balik lukisan adalah kunci penambah kecantikan. Dimaksudkan untuk memblokir pikiran, agar tingkat fokus dapat menjadi lebih tinggi kepada sang Mona Lisa.
Defenisi Kecantikan pada Berbagai Budaya
Tentunya semua memiliki cerita masing-masing yang berhubungan dengan adat istiadat warisan leluhur. Akan tetapi, yang terpenting di sini adalah apa yang terlihat aneh bagi bangsa lain, adalah kecantikan alami bagi yang sudah terbiasa melihatnya.
Standar Kecantikan Terprogram dalam Alam Bawah Sadar Manusia
Pada percobaan pertama, partisipan diminta untuk mengurutkan sejumlah gambar dari yang paling indah menurut mereka hingga yang paling biasa-biasa saja. Dua minggu kemudian, penelitian kedua kembali diulang dengan gambar yang sama. Uniknya, meskipun para penderita Alzheimer sudah lupa dengan kegiatan yang sama ini, namun urutan yang dibuat tetaplah sama.